Ageboy Blog: http://ageboy.blogspot.com/2012/04/cara-agar-blog-tidak-bisa-di-copy-paste.html#ixzz28tv7zoxP memories of history: Sejarah Asia Timur
Tampilkan postingan dengan label Sejarah Asia Timur. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah Asia Timur. Tampilkan semua postingan

Selasa, 20 Maret 2012

Perang Dunia 2, Peristiwa Serangan Bom di Nagasaki


Nagasaki dan Radiasi



Aku tak pernah tahu mengapa aku dilahirkan dengan nama Hikari Setsuko pada tanggal 9 November 1931 di kota Nagasaki. Kehidupanku sudah berbeda dengan kehidupan wanita lain di dunia ini. Ketika orang lain tetap bersekolah pada usia 14 tahun, aku dan teman-temanku harus bekerja. Pada jaman itu para pemuda umumnya dikirim ke medan perang. Karena kurangnya tenaga kerja, terpaksa kaum wanita di pekerjakan di pabrik-pabrik pembuatan alat perang. Setipa hari kaum wanita diharuskan bekerja untuk keperluan perang sehingga tidak ada waktu lagi untuk bersekolah. Kebetulan pada tanggal 6 Agustus 1945 merupakan hari libur, jadi aku tidak harus masuk kerja. Aku putuskan untuk tinggal di rumah agar bisa beristirahat lebih lama. Karena aku sadar walaupun hidup ini berat dan harus bekerja keras, aku juga harus punya waktu untuk mengistirahatkan tubuhku.
 Letak rumahku berada sekitar 1,7 km dari pusat meledaknya bom atom. Aku yang berada dalam rumah saat itu, seperti melihat kilat menyambar dengan cahayanya yang dasyat dalam sekejap. Dengan sambaran cahaya yang tak sampai sedetik itu, orang yang berada di luar, di alam terbuka, langsung  terbakar mati. Setelah cahaya itu, terdengar bunyi yang dasyat, seperti ada gempa bumi yang besar yang membuat aku terperanjak dan tubuhku seperti dibanting ke lantai. Rumahku runtuh dalam sekejap. Aku merasa sesak nafas. Aku sangat bersyukur karena rumahku terbuat dari kayu sehingga aku dapat keluar dari reruntuhan kayu rumahku setelah berusaha sekuat tenaga. 
Sesudah keluar dari reruntuhan, aku menyadari tubuhku penuh luka goresan dan  berlumuran darah. Pakaian yang melekat di tubuhku sobek-sobek. Saat aku melihat keadaan di sekelilingku, semua rumah telah runtuh hanya terdengar teriakan minta tolong. Orang tidak mau keluar dari runtuhan bangunan, terbakar begitu saja seperti daging terpanggang. Karena hampir semua yang masih hidup terluka parah, tidak ada tenaga untuk menolong satu sama lain. Masing-masing hanya bisa berusaha menyelamtkan diri, dan bergerak tak tahu arah.
Aku dan ibuku bergerak menuju tempat tebuka, sebuah taman yang dekat. Setiap orang yang aku temui saat itu, mengalami luka bakar dengan rambut tegak berdiri. Tubuh manusia dengan kulit terkelupas terurai, dengan mata yang tercopot keluar. Wajah para korban saat itu banyak yang tidak bisa dikenali lagi. Sangat mengerikan melihat pemandang saat itu. Semua orang ketakutan dan berusaha melangkah untuk  menyelamatkan diri. Sementra itu api muncul di mana-mana membakar reruntuhan bangunan. Semua menjadi korban dan tak ada yang bisa memadamkan kobaran api. Kota Hiroshima menjadi lautan api.
Pada hari berikutnya kota Hiroshima menjadi seperti kebun yang baru selesai dibakar. Hujan pun turun seperti butiran-butiran hitam kelap. Asap hitam yang melambung ke udara mengundang hujam hitam dan menghujani Hiroshima yang telah terbakar. Dengan hujan ini, ada rasa gembira sedikit. Kami berusaha mendinginkan tubuh dangan mandi air hujan yang kotor hitam yang mengandung radiasi atom itu. Kami melalui malam itu di alam terbuka. Di sekitar terdengar tangisan akibat sakit dari luka bakar, dan banyak yang tidak hidup lagi waktu pagi datang menyongsong.
Pada hari kedua itu aku dan ibuku mulai  mencari ayah. Kami mencari ayahku yang saat itu sedang bekerja di dekat pusat meledaknya bom atom, kami tetap mencarinya. Aku berkata pada ibuku, “Ibu, aku lelah, kita istirahat dulu”. Ibuku berkata, “jangan menyerah anakku, ayo kita terus mencari ayah, mungkin sebentar lahi kita bertemu orang yang bisa menolong kita”. Mendengar perkataan ibu, semangatku kembali membara untuk mencari bantuan. Kami menanyakan kabar ayah kami pada setiap orang yang kami temui, tapi tak ada yang mengetahuinya. Dalam percarian ini, tiba-tiba aku mulai merasakan sakitnya kakiku yang terusuk gelas.
Manusia yang masih bisa bernafas yang saya temuai beruhasa beteriak “Air, air”. Setiap mendengar suara manusia, “Tolong kasi air” yang mereka keluhkan. Mereka tidak mengeluh “Sakit” atau “Pedih” tapi mereka selalu mengeluh “Haus”. Tubuh dan jiwa korban bom ini “Haus”. Kami berpikir utuk, membuat pembakaran yang layak untuk sesama yang telah meninggal. Kami mengumpulkan kayu dan menumpuk mayat di atasnya menyiram dengan minyak tanah, lalu membakarnya. Dengan cara ini, mayat akhirnya menjadi tulang terbakar. Wajah kota Hiroshima berubah menjadi seperti kuburan massal.
Hal yang sangat aku syukuri adalah ubi jalar yang di tanam para tentara Jepang di bekas bangunan rumah tentara, walaupun terkena bom atom, tetap bisa hidup dan membuahkan hasil. Dengan itu orang yang masih hidup bisa makan ubi untuk menyambung hidup. Namun setelah beberapa minggu berlalu, sesuatu yang menakutkan muncul. Mereka yang kelihatan sehat dan tak terluka, tiba-tiba mengalami pendarahan hidung, sakit perut dan rambut rontok lalu meninggal. Kemudian diketahui bahwa itu adalah masih akibat radiasi bom atom. Kemudian  tiba-tiba aku tak bisa membuka mataku karena banyak sekali asap.

Akhirnya aku tahu bahwa ayahku telah meninggal seminggu kemudian. Sehari setelahnya ibuku juga meninggal akibat radiasi. Mataku pun terkena radiasi. Setahun setelah tragedi itu, aku menjadi phobia terhadap api karena semua inderaku mengingatkan betapa menakutkan dan mengerikan api itu. Kini aku hidup dengan penuh syukur bersama suami dan kedua anakku.


Deng Xiao Ping dan Kebijakan Ekonomi Cina


A.    Deng Xiaoping sebagai Tokoh Reformasi Cina
     Deng Xiao Ping menaiki tangga politik hingga sampai ke puncak setelah melalui jalan berliku, terjal, dan berbatu-batu. Ia pernah menjadi teman dekat Mao, tetapi juga pernah menjadi lawan politiknya yang paling dibenci. Ketika revolusi kebudayaan meletus pada tahun 1966, korban yang pertama kali terbabat adalah Deng. Sampai-sampai Deng dipaksa bekerja di ladang di desa-desa pedalaman dan tidur di kandang sapi.
Deng seorang komunis tulen tetapi berbeda dengan Mao. Deng tidak menganggap politik sebagai panglima. Bagi Deng, pandangan politik haruslah komunis, tetapi ekonomi tidak harus. Sebab tujuan pembangunan ekonomi Cina adalah kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Tidak peduli apakah jalan yang ditempuh untuk itu ditempuh dengan jalan kapitalis. Berkat pandangan-pandangan Deng yang kapitalis itulah reformasi ekonomi di Cina Daratan bergemuruh.
 Sejak kanak-kanak, sekalipun ia lahir dari keluarga kaya, Deng peka terhadap penderitaan rakyat. Ia nyaris seperti budha yang sedih melihat penderitaan orang lain. Orangtuanya pernah berharap Xiansheng atau Deng kecil menjadi pendeta tetapi Deng memilih politik. Hanya saja ia politikus yang menganggap politik bukan segala-galanya. Perhatian Deng lebih pada ekonomi. Kecenderungan ekonominya memang sangat besar, samapai-sampai ia tidak peduli, apakah jalan yang ditempuh melenceng dari Marxisme-Leminimisme sehingga tidak disukai ketua Mao.
Dalam membangun ekonomi Cina dia memiliki tantangan berat yang datang  dari Mao Zedong. Semua jabatan baik dalam partai maupun pemerintahan ditarik. Deng menjadi sasaran hujatan dan harus diasingkan di pedalaman Nanchang. Bahkan anak lelakinya Deng Pufang , seorang mahasiswa yang cerdas mengalami siksaan yang berat. Mao memang tidak menghabisi Deng, konon Deng diselamatkan oleh sahabatnya PM Zhou Enlai yang berhasil membujuk Mao agar Deng diampuni.
Lelaki kelahiran Paifangchun, propinsi Sichuan ini, awal 1960 bersama Presiden Liu Shaoqi yang berpandangan sama yaitu menciutkan anggaran partai komunis Cina untuk mengatasi kelaparan yang melanda rakyat. Deng dan Shaoqi bisa agak bebas mengambil kebijaksanaan karena waktu itu ia menjabat Sekjen Partai Komunis Cina sedang Liu Shaoqi adalah presiden.
Namun sekapitalis atau semoderatnya Deng Xiao Ping, ia masih seorang komunis yang tetap akan menegakkan komunisme dan membela ideologi tersebut. Buktinya Deng Pula yang memerintahkan tentara untuk memberantas para mahasiswa pengunjuk rasa di Tiananmen karena dianggap sudah kelewat batas dan membahayakan sendi-sendi komunisme. Orang kemudian tahu terpaksa atau tidak Deng bersekutu dengan tokoh-tokoh garis keras militer untuk memerangi para pengunjuk rasa yang sebagian besar mahasiswa. Para pengamat kemudian menyebut Deng seorang reformis –konservatif.
Namun lepas dari kekuatan dan kelemahannya, tidak bisa dipungkiri Deng XiaoPing adalah orang besar Cina setelah Mao. Cita-citanya yang tak pernah padam adalah melihat Cina yang kaya dan makmur. Orang tidak tahu persis apakah Deng tokoh yang benar-benar moderat, yang jelas pada tahun 1970-an ia pernah membangun dinding demokrasi.[1] Disini rakyat boleh menyampaikan kata hati termasuk mengkritik partai dan pemerintah. Ketika kritik-kritik itu mulai menyerang dirinya, sekitar 1979, Deng memerintahkan agar para pengkritik itu ditangkap. Dinding demokrasi akhirnya tak terlihat lagi.

B.     Reformasi Cina dan peran Deng Xiao Ping didalamnya
            Berakhirnya reformasi kebudayaan yang merupakan masa terkelam dalam sejarah Cina menjadi awal reformasi ekonomi Deng Xiao Ping. Setelah Mao wafat pada September 1976, pemerintahan sementara dikuasai oleh Hua Guofeng. Akhirnya Deng Xiao Ping kembali dipanggil untuk mengimbangi kelompok empat. Kemudian Deng bersama kelompoknya melakukan transformasi ekonomi menuju kapitalis, yang akhirnya membawa kemajuan-kemajuan bagi Cina meskipun menghadapi berbagai tantangan juga.
            Ada beberapa hal yang menjadi kunci keberhasilan reformasi ekonomi Cina yaitu pertama Deng melakukan reformasi secara hati-hati, bertahap, pragmatis dan kesabaran. Dalam melakukan reformasi, Cina lebih dulu meletakkan arah reformasi dan tidak terburu-buru melihat hasil. Hal ini tampak dari hasil yang baru dinikmati pada awal tahun 1990an, padahal reformasi dimulai sejak 18 Desember 1978. Kedua keberhasilan Cina disebabkan keberhasilam dalam bidang politik, ekonomi, budaya, dan hukum.
a.       Reformasi di bidang politik
            Dalam bidang politik, Deng berhasil mewujudkan stabilitas nasional yang penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan ekonomi, serta adanya dukungan politik terhadap kepemimpinan nasional. Keberhasilan Cina mampu menghindari benturan sejarah, dengan mengakui bahwa Cina telah tumbuh melalui tahapan revolusi, rekonstruksi, dan reformasi. Jadi Cina mengakui bahwa keberhasilan hari ini tidak lepas dari modal sejarah masa lalu. Itu sebabnya Cina mampu menempatkan pemimpin-pemimpin nasionalnya pada tempat terhormat, apapun kesalahan dan kekeliruan yang telah dibuatnya karena jasa mereka tidak bisa dihilangkan oleh kesalahannya. Akhirnya tidak ada kebencian dan permusuhan antar generasi.
b.      Reformasi di bidang ekonomi
            Pertumbuhan ekonomi ini dimulai ketika Den Xiaoping mengeluarkan kebijakan perombakan tata ekonomi RRC. Gagasan perombakan ini dituangkan dalam gagasan empat bentuk modernisasi RRC. Empat bentuk modernisasi ini mencakup bidang pertanian, industri, iptek, dan militer. Gagasan ini dikemukakan pada sidang pleno ketiga kongres Sentral Komite ke –XI Partai Komunis Cina (PKC) pada tahun 1978. Sidang ini menjadi arena kritik kesalahan-kesalahan Mao Tse Tung dalam menangani berbagai masalah, termasuk bidang ekonomi. Serangan tersebut terutama dilancarkan oleh Deng Xiaoping. Deng Xiaoping melihat pertumbuhan ekonomi negara-negara tetangga terutama Jepang dan Korea Selatan lebih maju dibandingkan dengan RRC. Sehingga memberi inspirasi bagi Deng Xiaoping untuk merekomendasikan perombakan tata ekonomi RRC. Menurut Deng Xiaoping hal ini perlu dilakukan karena kemunduran ekonomi RRC dapat memberi peluang terhadap keresahan sosial di dalam negeri, hal ini juga dapat memberi kesan dan citra negatif bagi RRC.
            Reformasi ekonomi dimulai di sektor pertanian. Pada tahun 1978, Deng kembali menghidupkan kebijakan sistem intensif Liu Shaoqi yang diperkenalkan pada awal tahun 1960an. Kebijakan ini termasuk pasar bebas, kepemilikan tanah pribadi, dan tanggung jawab petani dalam mengatur tanah pertanian mereka sendiri menurut kontrak penetapan quota keluarga setiap rumah tangga. Kebijakan ini menemukakan dua tipe kontrak (1) baochan daohu, yang mengharuskan rumah tangga memenuhi quota negara dan keperluan wilayahnya dan (2) baogan daohu, membolehkan rumah tangga untuk memperoleh hasil produksi yang lebih setelah terlebih dahulu memenuhi kebutuhan negara dan desanya.
            Pemerintahan Deng juga menghapuskan sistem komune rakyat dan diganti dengan pemerintahan administrasi setempat. Keuntungan sistem ini adalah meningkatkan semangat petani untuk bekerja lebih keras dan meningkatkan pendapatannya. Deng berhasil memperoleh dukungan dari 800 juta petani.
            Deng Xiaoping juga lebih mementingkan hal-hal yang tidak searah pemikiran Mao Tse Tung, seperti penekanan pentingnya pertumbuhan ekonomi, pemberian kebebasan terbatas, orientasi keuntungan material, pemekaran kembali nilai-nilai tradisional, dan konfusianisme. Langkah selanjutnya yang dilaksanakan Deng Xiaoping adalah upaya mengurangi pengaruh kebijakan Mao yang dianggap merupakan panghalang bagi kebijakan modernisasi Reformasi di Cina hanya terbatas pada reformasi ekonomi, dengan membuka ekonomi Cina dengan dunia luar, memperkenalkan ekonomi pasar, dan mengundang investor asing ke Cina.[2]
            Deng Xiaoping yang juga terkenal sebagai seorang pragmatis mengajak para untuk meninggalkan sementara masalah-masalah ideologi seperti masalah pertentangan kelas, penguasaan alat-alat produksi secara ketat oleh negara, dan bentuk penerapan ideologi kaku lainnya. Di sisi lain Deng Xiaoping mendorong RRC ke arah upaya-upaya peningkatan produksi nasional meskipun perlu melakukan manajemen kapitalistik yang sangat kontradiktif dengan ideologi komunis.
            Langkah ekonomi reformasi Cina diikuti dengan mengembangkan industri manufaktur, untuk memperluas dan meningkatkan usaha kecil menengah dan wiraswasta. Bukan cuma reformasi di pedesaan, reformasi di perkotaan  juga dilakukan dengan memprioritaskan untuk memperkuat perusahaan negara dengan memisahkan kepemilikan dari fungsi operasional, memperkenalkan sistem tanggung jawab kontrak perindustrian, serta perusahaan-perusahaan besar milik negara dapat dengan sukarela menjadi perusahaan bersama dengan tanggung jawab yang dibatasi.
            Cina  memprioritaskan kepada sektor ekonomi yang dapat menghasilkan pertumbuhan yang pesat tanpa intervensi pemerintah yang besar. Cina juga membuka untuk penanaman modal asing (PMA). Untuk membawa Cina ke dalam perekonomian global, kebijakan yang diambil adalah kebijakan pintu terbuka (Kaifang Zhenzheb). Tujuan kebijakan ini adalah untuk memperlancar jalannya modernisasi melalui pengembangan teknologi dan kemampuan serta menarik para investor. Selain itu, kebijakan pintu terbuka juga menerapkan 3 cara alih teknologi yaitu  joint venture counter trade dan zona eksklusif khusus. Hasilnya adalah ekspor dan produksi Cina meningkat dengan tajam dan dalam waktu yang singkat tanpa pengeluaran dana pemerintah yang besar.
            Reformasi ekonomi di bidang administrasi juga dilakukan bertahap dan berhasil mengatasi hiperinflasi dan depresiasi. Pemerintah juga mendirikan lembaga-lembaga yang memungkinkan untuk mengendalikan inflasi, juga pembaharuan sistem perbankan dan pengembangan pasar modal.
c.       Reformasi di bidang budaya
            Untuk menciptakan kondisi masyarakat yang mampu mendukung reformasi ekonomi, Cina juga melakukan reformasi budaya yang dikenal dengan “Liberalisasi Pikiran”. Masyarakat Cina adalah masyarakat yang kokoh mempertahankan nilai-nilai tradisional, terutama pengaruh konfusianisme yang kuat pada petani-petani tradisional. Pengaruh yang kuat ini disebabkan rentang sejarah panjang, disamping Cina merupakan negara agraris dengan petani yang mencapai hampir 80% dari penduduk Cina. Reformasi ini dimaksudkan untuk menyesuaikan sisi-sisi pengaruh konfusianisme dan budaya petani tradisional yang kurang sesuai dengan semangat pembangunan Cina.
            Di satu sisi liberalisasi pikiran menentang konsep perekonomian terencana dan terpusat yang dianggap unggul, pengendalian badan-badan usaha oleh pemerintah serta konsep sama rata yang tidak sejalan dengan konsep laba atau bisnis.  Di sisi lain, liberalisasi pikiran mendorong masyarakat Cina untuk mengaktualisasikan diri, aktualisasi diri itu merupakan sikap yang bertentangan dengan ajaran konfusianisme yang menekankan ajaran kebersamaan. Oleh sebab itu Deng mengatakan bahwa “kaya adalah mulia’. Selain itu, liberalisasi pikiran bertujuan untuk mengikis sikap petani tradisional yang pada umumnya cepat puas dan berpedoman bahwa hidup bukan untuk bekerja, tetapi bekerja untuk hidup sehingga kerja tidak untuk mencapai prestasi.
d.      Reformasi di bidang Hukum
            Bagi Cina yang amat penting adalah bagaimana mereka mengawali reformasi dengan penegakan hukum yang konsisten dan keteladanan poemimpin. Hukum bukan untuk dikompromikan, tetapi dilaksanakan dengan teguh. Hukum harus dipaksakan, kesadaran baru timbul yang baru kemudian menjadi kebiasaan. Hukum berlaku bagi semua, termasuk juga pemerintah-pemerintahnya.


[1]  Munif, Achmad. 50 Tokoh Politik Legendaris Dunia halaman 43
[2] The Indonesian dream: kapita selekta Oleh Sulastomo Halaman 78







Kebijakan Ekonomi Cina: Mao Tze Dong & Deng Xiao Ping