Ageboy Blog: http://ageboy.blogspot.com/2012/04/cara-agar-blog-tidak-bisa-di-copy-paste.html#ixzz28tv7zoxP memories of history: Maret 2012

Sabtu, 31 Maret 2012

Tipu Daya "April Mop"



Sebenarnya ketika saya terbangun pagi-pagi saya menunggu tanggal 1 April ini untuk dijahili dan menjahili teman-teman. Tetapi sebelumnya saya iseng-iseng menelusuri sejarah April Mop dan setelah membacanya saya mendapat fakta-fakta yaitu sebagai berikut:






Sejarah April Mop






April Mop adalah sebuah perayaan hari kemenangan atas dibunuhnya ribuan umat Islam Spanyol oleh tentara salib yang dilakukan lewat cara-cara penipuan. Sebab itulah, mereka merayakan April Mop dengan cara melegalkan penipuan dan kebohongan walau dibungkus dengan dalih sekadar hiburan atau keisengan belaka.

Biasanya orang akan menjawab bahwa April Mop—yang hanya berlaku pada tanggal 1 April—adalah hari di mana kita boleh dan sah-sah saja menipu teman, orangtua, saudara, atau lainnya, dan sang target tidak boleh marah atau emosi ketika sadar bahwa dirinya telah menjadi sasaran April Mop. Biasanya sang target, jika sudah sadar kena April Mop, maka dirinya juga akan tertawa atau minimal mengumpat sebal, tentu saja bukan marah sungguhan.

Walaupun belum sepopuler perayaan tahun baru atau Valentine's Day, budaya April Mop dalam dua dekade terakhir memperlihatkan kecenderungan yang makin akrab di masyarakat perkotaan kita. Terutama di kalangan anak muda. Bukan mustahil pula, ke depan juga akan meluas ke masyarakat yang tinggal di pedesaan. Ironisnya, masyarakat dengan mudah meniru kebudayaan Barat ini tanpa mengkritisinya terlebih dahulu, apakah budaya itu baik atau tidak, bermanfaat atau sebaliknya.

Perayaan April Mop berawal dari suatu tragedi besar yang sangat menyedihkan dan memilukan? April Mop, atau The April's Fool Day, berawal dari satu episode sejarah Muslim Spanyol di tahun 1487 M, atau bertepatan dengan 892 H.

Sejak dibebaskan Islam pada abad ke-8 M oleh Panglima Thariq bin Ziyad, Spanyol berangsur-angsur tumbuh menjadi satu negeri yang makmur. Pasukan Islam tidak saja berhenti di Spanyol, namun terus melakukan pembebasan di negeri-negeri sekitar menuju Perancis. Perancis Selatan dengan mudah dibebaskan. Kota Carcassone, Nimes, Bordeaux, Lyon, Poitou, Tours, dan sebagainya jatuh. Walaupun sangat kuat, pasukan Islam masih memberikan toleransi kepada suku Goth dan Navaro di daerah sebelah barat yang berupa pegunungan. Islam telah menerangi Spanyol.

Karena sikap para penguasa Islam yang begitu baik dan rendah hati, banyak orang-orang Spanyol yang kemudian dengan tulus dan ikhlas memeluk Islam. Muslim Spanyol bukan saja beragama Islam, namun sungguh-sungguh mempraktikkan kehidupan secara Islami. Tidak saja membaca Al-Qur'an, namun bertingkah-laku berdasarkan Al-Qur'an. Mereka selalu berkata tidak untuk musik, bir, pergaulan bebas, dan segala hal yang dilarang Islam. Keadaan tenteram seperti itu berlangsung hampir enam abad lamanya.

Selama itu pula kaum kafir yang masih ada di sekeliling Spanyol tanpa kenal lelah terus berupaya membersihkan Islam dari Spanyol, namun selalu gagal. Maka dikirimlah sejumlah mata-mata untuk mempelajari kelemahan umat Islam Spanyol.

Akhirnya mereka menemukan cara untuk menaklukkan Islam, yakni dengan pertama-tama melemahkan iman mereka melalui jalan serangan pemikiran dan budaya. Maka mulailah secara diam-diam mereka mengirimkan alkohol dan rokok secara gratis ke dalam wilayah Spanyol. Musik diperdengarkan untuk membujuk kaum mudanya agar lebih suka bernyanyi dan menari daripada membaca Al Qur'an. Mereka juga mengirimkan sejumlah ulama palsu untuk meniup-niupkan perpecahan ke dalam tubuh umat Islam Spanyol. Lama-kelamaan upaya ini membuahkan hasil.

Akhirnya Spanyol jatuh dan bisa dikuasai pasukan salib. Penyerangan oleh pasukan salib benar-benar dilakukan dengan kejam tanpa mengenal peri kemanusiaan. Tidak hanya pasukan Islam yang dibantai, tetapi juga penduduk sipil, wanita, anak-anak kecil, orang-orang tua. Satu-persatu daerah di Spanyol jatuh.

Granada adalah daerah terakhir yang ditaklukkan. Penduduk-penduduk Islam di Spanyol (juga disebut orang Moor) terpaksa berlindung di dalam rumah untuk menyelamatkan diri. Tentara-tentara salib terus mengejar mereka. Ketika jalan-jalan sudah sepi, tinggal menyisakan ribuan mayat yang bergelimpangan bermandikan genangan darah, tentara salib mengetahui bahwa banyak muslim Granada yang masih bersembunyi di rumah-rumah. Dengan lantang tentara salib itu meneriakkan pengumuman, bahwa para Muslim Granada bisa keluar dari rumah dengan aman dan diperbolehkan berlayar keluar Spanyol dengan membawa barang-barang keperluan mereka.

Orang-orang Islam masih curiga dengan tawaran ini. Namun beberapa dari orang Muslim diperbolehkan melihat sendiri kapal-kapal penumpang yang sudah dipersiapkan di pelabuhan. Setelah benar-benar melihat ada kapal yang sudah disediakan, mereka pun segera bersiap untuk meninggalkan Granada dan berlayar meninggalkan Spanyol.

Keesokan harinya, ribuan penduduk muslim Granada keluar dari rumah-rumah mereka dengan membawa seluruh barang-barang keperluan, beriringan berjalan menuju ke pelabuhan. Beberapa orang Islam yang tidak mempercayai pasukan salib, memilih bertahan dan terus bersembunyi di rumah-rumah mereka. Setelah ribuan umat Islam Spanyol berkumpul di pelabuhan, dengan cepat tentara salib menggeledah rumah-rumah yang telah ditinggalkan penghuninya. Lidah api terlihat menjilat-jilat angkasa ketika mereka membakari rumah-rumah tersebut bersama dengan orang-orang Islam yang masih bertahan di dalamnya.

Sedang ribuan umat Islam yang tertahan di pelabuhan, hanya bisa terpana ketika tentara salib juga membakari kapal-kapal yang dikatakan akan mengangkut mereka keluar dari Spanyol. Kapal-kapal itu dengan cepat tenggelam. Ribuan umat Islam tidak bisa berbuat apa-apa karena sama sekali tidak bersenjata. Mereka juga kebanyakan terdiri dari para perempuan dengan anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Sedang para tentara salib telah mengepung mereka dengan pedang terhunus.

Dengan satu teriakan dari pemimpinnya, ribuan tentara salib segera membantai umat Islam Spanyol tanpa rasa belas kasihan. Jerit tangis dan takbir membahana. Seluruh Muslim Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dengan kejam. Darah menggenang di mana-mana. Laut yang biru telah berubah menjadi merah kehitam-hitaman.

Tragedi ini bertepatan dengan tanggal 1 April. Inilah yang kemudian diperingati oleh dunia kristen setiap tanggal 1 April sebagai April Mop (The April's Fool Day). Pada tanggal 1 April, orang-orang diperbolehkan menipu dan berbohong kepada orang lain. Bagi umat kristiani, April Mop merupakan hari kemenangan atas dibunuhnya ribuan umat Islam Spanyol oleh tentara salib lewat cara-cara penipuan. Sebab itulah, mereka merayakan April Mop dengan cara melegalkan penipuan dan kebohongan walau dibungkus dengan dalih sekedar hiburan atau keisengan belaka.






Bagi umat Islam, April Mop tentu merupakan tragedi yang sangat menyedihkan. Hari di mana ribuan saudara-saudaranya se-iman disembelih dan dibantai oleh tentara salib di Granada, Spanyol. Sebab itu, adalah sangat tidak pantas juga ada orang Islam yang ikut-ikutan merayakan tradisi ini. Siapapun orang Islam yang turut merayakan April Mop, maka ia sesungguhnya tengah merayakan ulang tahun pembunuhan massal ribuan saudara-saudaranya di Granada, Spanyol, 5 abad silam.

Sementara teori lain menyatakan April Mop pertama berasal dari Eropa pada Abad Pertengahan. Beberapa jejak April Mop di mitologi Romawi, khususnya terdapat pada kisah Ceres, Dewi panen, dan putrinya, Proserpina.

Dewa orang mati Pluto menculik Proserpina dan membawanya tinggal bersama di dunia ‘bawah’. Gadis ini memanggil ibunya, namun Ceres hanya bisa mendengar gema suara putrinya, dan upaya pencariannya menjadi sia-sia.

‘Tugas bodoh’ atau kejar-kejaran sia-sia semacam ini pun menjadi lelucon praktis populer di Eropa di abad kemudian.

Teori paling dikenal mengenai asal-usul April Mop adalah, peralihan kalender Julian menjadi Gregorian yang digunakan di akhir abad ke-16. Berdasar kalender Julian, Tahun Baru dirayakan selama sepekan antara 25 Maret hingga 1 April. Namun, untuk kalender Gregorian, Tahun Baru dirayakan pada 1 Januari.

Mereka yang tak mengetahui hal ini bersikeras menganut tradisi lama dan tetap membuat lelucon di sekitar Tahun Baru lama. Namun teori ini tak dapat menjelaskan mengapa tradisi lelucon ini tak menyebar ke negara-negara lain di Eropa yang tak mengadopsi kalender Gregorian di kemudian hari.

Setelah mengetahui fakta-fakta tersebut, saya menjadi ingin tahu rahasia-rahasia lain di dalam sejarah April Mop itu sendiri. Jadi, perhatikan sekeliling Anda, anak Anda, atau Anda sendiri, mungkin terkena bungkus jahil April Mop tanpa kita sadari.

Minggu, 25 Maret 2012

Candi Pawon



Asal kata Candi Pawon
Dalam Bahasa Jawa kata pawon berarti dapur atau tempat yang biasa digunakan untuk memasak. J.G. de Casparis mengatakan bahwa katapawon berasal dari kata perawuan atau perabuan. Sedangkan penduduk sekitar mengungkapkan bahwa kata pawon berasal dari pawuan yang berarti tempat pembuangan atau pembakaran sampah. Semua kata tersebut merujuk pada satu hal yakni adanya api atau proses pembakaran di Candi Pawon. Entah hipotesis mana yang benar, namun di dalam bilik candi terdapat 6 lubang angin yang bisa berfungsi sebagai tempat keluarnya asap hasil pembakaran. Lubang angin ini tentu saja menjadi pembeda arsitektur Candi Pawon dengan candi-candi lain yang biliknya tertutup rapat. Selain dinamakan Candi Pawon, penduduk lokal juga menyebutnya dengan nama Candi Brajanalan yang berasal dari kata vajra (halilintar) dan anala (api).


Letak candi Pawon
Candi Pawon yang terletak di desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah . Candi Pawon terletak 1,5 km ke arah barat dari Candi Mendut dan ke arah timur dari Candi Borobudur, juga merupakan sebuah candi Budha.

Relief Candi Pawon
Saat diteliti secara lengkap pada reliefnya, ternyata merupakan permulaan relief Candi Borobudur.

Fungsi Candi Pawon
Banyak orang mengira Candi Pawon merupakan sebuah makam, namun setelah diteliti ternyata merupakan tempat untuk menyimpan senjata Raja Indera yang bernama Vajranala.

Bahan dasar Candi Pawon
Candi ini terbuat dari batu gunung berapi.

Gaya seni bangunan Candi Pawon
Ditinjau dari seni bangunannya merupakan gabungan seni bangunan Hindu Jawa kuno dan India.  Candi ini berada di atas teras dan tangga yang agak lebar. Semua bagian-bagiannya dihiasi dengan stupa (dagoba) dan dinding-dinding luarnya dengan gambar-gambar simbolis. Candi yang berbentuk persegi empat dengan atap bertingkat dan sebuah bilik di dalamnya ini berukuran jauh lebih kecil dibandingkan dengan Candi Mendut.
Hiasan kala makara terpampang di atas pintu masuk candi. Atap candi yang berbentuk limas dihiasi dengan stupa-stupa berukuran kecil. Sebagai penggambaran dari Gunung Meru, di dinding Candi Pawon terdapat relief mahluk kayangan seperti kinara-kinari (burung berkepala manusia), relief pundi-pundi, relief pohon kalpataru atau pohon hayati, dan relief bodhisattva. Semua relief tersebut terpahat pada dinding luar candi. Sedangkan di dalam candi, tidak ada satupun relief atau arca yang ditemui, yang ada hanyalah bilik kosong.


Kaitan antara candi Mendut, Candi Pawon, dan Candi Barabudhur
Candi Pawon dan Candi Barabudhur yang berada pada satu garis lurus mendasari dugaan bahwa ketiga candi Buddha tersebut mempunyai kaitan yang erat. Selain letaknya, kemiripan motif pahatan di ketiga candi tersebut juga mendasari adanya keterkaitan di antara ketiganya. Poerbatjaraka, bahkan berpendapat bahwa candi Pawon merupakan upa angga (bagian dari) Candi  Barabudhur.
Tersusun dari batuan vulkanik dengan perpaduan gaya bangunan Hindu Jawa kuno dan India, serta kemiripan corak ragam hias dengan Candi Mendut dan Candi Borobudur, para ahli sepakat bahwa ketiga candi ini dibangun pada abad yang sama. Hal ini dipertegas dengan Prasasti Kayumwungan atau Prasasti Karangtengah yang bertanggal 26 Mei 824 Masehi.

Jam buka:
Senin - Minggu, pukul 07:00 - 18:00 WIB

Harga tiket:
  • Wisatawan domestik: Rp 1.800 (untuk Candi Pawon dan Candi Mendut)
  • Wisatawan mancanegara: Rp. 3.300 (untuk Candi Pawon dan Candi Mendut)

Keunikan
Bentuk candi berukuran lebih kecil dibandingkan candi Mendut. Candi Pawon merupakan Candi Budha yang seni bangunannya merupakan gabungan seni bangunan Hindu Jawa kuno dan India. Candi ini terbuat dari batu gunung berapi. Candi Pawon ini berada di atas teras dan tangga yang agak lebar. Semua bagian-bagiannya dihiasi dengan stupa. Dinding-dinding luar candi dihias dengan relief pohon hayati (kalpataru) yang diapit pundi-pundi dan kinara-kinari. Kinari merupakan gambaran makhluk setengah manusia setengah burung. Kinari digambarkan berkepala manusia berbadan burung. Tata gerak kinari pada masing-masing sisi berbeda satu dengan yang lain. Melihat ornamen-ornamen yang ada, diduga kuat candi Pawon merupakan bagian dari candi Borobudur. Hal ini didasarkan pada relief-relief yang terdapat pada Candi Pawon yang merupakan permulaan relief Candi Borobudur.

Pemugaran Candi Pawon
Candi Pawon dipugar tahun 1903. Pemugaran ini selesai pada tahun 1904 mengingat terdapat ukiran angka 1904 di pintu masuk candi, bagian kiri atas. Candi Pawon terletak di tengah perkampungan. Tata letak ini tentu tidak menguntungkan dari sisi sudut pandang. Meski demikian kegagahan candi ini tetap tampak.


Selasa, 20 Maret 2012

Makalah Terorisme





A.    Definisi Terorisme
Menurut Prof. Brian Jenkins, Phd., terorisme merupakan pandangan yang subjektif. Tidak mudahnya merumuskan definisi Terorisme, tampak dari usaha Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan membentuk Ad Hoc Committee on Terrorism tahun 1972  yang  bersidang selama tujuh tahun tanpa menghasilkan rumusan definisi.
Menurut US Departements of State and Defense, terorisme adalah kekerasan yang bermotif politik dan dilakukan oleh agen negara atau kelompok subnasional terhadap sasaran kelompok non kombatan. Biasanya dengan maksud untuk memengaruhi audien. Terorisme internasional adalah terorisme yang melibatkan warga negara atau wilayah lebih dari satu negara.
Menurut Undang-Undang Nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat 1, Tindak Pidana Terorisme adalah segala perbuatan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini. Mengenai perbuatan apa saja yang dikategorikan ke dalam Tindak Pidana Terorisme, diatur dalam ketentuan pada Bab III (Tindak Pidana Terorisme), Pasal 6, 7, bahwa setiap orang dipidana karena melakukan Tindak Pidana Terorisme, jika:
1.     Dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau menimbulkan korban yang bersifat massal, dengan cara merampas kemerdekaan atau menghilangkan nyawa dan harta benda orang lain atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas publik atau fasilitas internasional (Pasal 6).
2.     Dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan bermaksud untuk menimbulkan suasana terror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau menimbulkan korban yang bersifat massal, dengan cara merampas kemerdekaan atau menghilangkan nyawa dan harta benda orang lain atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas publik atau fasilitas internasional (Pasal 7).
Dan seseorang juga dianggap melakukan Tindak Pidana Terorisme, berdasarkan ketentuan pasal 8, 9, 10, 11 dan 12 Undang-Undang Nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak  Pidana Terorisme. Dari banyak definisi yang dikemukakan oleh banyak pihak, yang menjadi ciri dari suatu Tindak Pidana Terorisme adalah:
1.     Adanya rencana untuk melaksanakan tindakan tersebut.
2.     Dilakukan oleh suatu kelompok tertentu.
3.     Menggunakan kekerasan.
4.     Mengambil korban dari masyarakat sipil, dengan maksud mengintimidasi pemerintah.
5.     Dilakukan untuk mencapai pemenuhan atas tujuan tertentu dari pelaku, yang dapat berupa motif sosial, politik ataupun agama.
Definisi menjadi penting ketika menempatkan bersama data guna menguji tujuan, kecenderungan dan aspek-aspek lain terorisme. Informasi yang jelas diperlukan sehingga suatu peristiwa dapat diklasifikasikan sebagai aksi terorisme untuk tujuan empiris. Untuk itu, perlu dipilih stu definisi dan yang paling mendekati adalah definisi yang dikeluarkan oleh Deplu AS dan PBB setelah peristiwa 11/9.[1]
Tinjauan Dari Aspek Politik
Aksi teror tidak tidak mengenal diskriminatif target, membuat keharusan membangun sistem keamanan terhadap manusia dan obyek vital baik militer maupun non militer di banyak negara. Dampak terorisme di bidang politik, antara lain : Gangguan terhadap kehidupan demokrasi, roda pemerintahan tidak berjalan lancar, Pemerintah yang lemah bisa jatuh. Berbagai kerja sama internasional dikembangkan untuk mendesak langkah kooperatif dalam melawan terorisme. Perang melawan terorisme, perdebatan politik terjadi di sejumlah negara, termasuk di Indonesia, antara upaya membangun sistem keamanan dengan pembatasan kebebasan di satu sisi dan antara sistem keamanan nasional dengan multi nasional di sisi lainnya.
Tinjauan Dari Aspek Ekonomi
 Jaringan teroris sangat memerlukan sumber dana maupun sumber daya manusia untuk melakukan aksinya. Dana merupakan satu hal penting, bukan hanya untuk pembelian senjata, alat-alat penghancur bahan peledak untuk bom, tetapi juga untuk mempertahankan hidup sel-sel pengikutnya. Dana didapatkan dari kegiatan ilegal perdagangan, prostitusi, judi dan sebagainya. Melalui pencucian uang hasil kejahatan komersial, penyelundupan dan korupsi, dana menjadi bersih asal usulnya, sah dan sulit ditelusuri. Mengingat sangat kompleksnya masalah pencucian uang karena terkait dengan pendeteksian dini dan harus dilakukan secara tertutup, maka institusi intelijen sangat diperlukan di dalam perumusan pencegahan terhadap kejahatan terorganisir.
Tinjauan Dari Aspek Sosial Budaya dan Agama
 Aksi terorisme belum dapat dihentikan, artinya sekalipun perang melawan terorisme gencar dilaksanakan dan agenda hubungan internasional untuk komitmen bersama melawannya, serangan terorisme terus berlangsung. Terorisme tegas dinyatakan tidak bisa dikaitkan dengan agama tertentu, karena semua agama mengutuk terorisme. Namun untuk melawan terorisme tidak salah bila menggunakan metode lain yaitu menggunakan soft power persuasif antara lain mengikut sertakan tokoh-tokoh agama dalam upaya menetralisir pembibitan dan peneyebaran ajaran radikalisme.
Tinjauan Dari Aspek Kemajuan Teknologi
 Bagi kaum teroris menjalin komunikasi dengan dunia luar melalui internet, merupakan sarana utamanya, melalui pembuatan situs online maka komunikasi lintas negara dapat dilakukan dengan leluasa tanpa diketahui siapa, apa dan bagaimana, kecuali hanya kelompok jaringannya yang dapat mengerti. Teknologi cyber (dunia maya) dimanfaatkan untuk  tindak  kejahatan cyber crime dengan istilah hacking, carding dan hosting serta penyebar luasan artikel melalui situs jihad. Namun hingga kini, aparat keamanan dan intelijen masih banyak kekurangan yang dihadapi, belum memiliki pegangan security management, termasuk peralatan pengamanannya.
Tinjauan Dari Aspek Kebijakan
Untuk melawan terorisme membutuhkan sebuah kebijakan penanggulangan terorisme yang bersifat komprehensif baik dalam tataran kewenangan maupun pelaksanaan kontra terorisme yang bersifat umum dan menyeluruh. Diperlukan cakupan dua bidang kebijakan namun bersamaan dalam melawan terorisme di Indonesia, yaitu :
Kebijakan utama yang merupakan pencegahan untuk menghilangkan peluang bagi tumbuh suburnya terorisme di dalam sendi kehidupan masyarakat pada aspek keadilan, demokrasi, kesenjangan, pengangguran, kemiskinan, budaya KKN, kekerasan dan sebagainya. Kebijakan yang melahirkan aturan-aturan untuk mempersempit peluang terjadinya aksi teror dalam artian mempersempit ruang maupun sumber daya teroris. 
Tinjauan Dari Aspek Implementasi Penanggulangan Terorisme
 Impelementasi memerangi aksi terorisme dilakukan melalui upaya-upaya reprsif, preventiv, preemtif, resosialisasi dan rehabilitasi serta pengembangan infra struktur pendukung. Terdapat beberapa hambatan dalam pemberantasan terorisme bahwa pertama, langkah-langkah operasional penindakan terhadap aksi teror di kawasan khususnya Asia Tenggara, termasuk Indonesia, dianggap oleh sebagian kalangan masyarakat merupakan skenario yang dipaksakan oleh negara-negara maju kepada negara lemah dalam bidang politik, ekonomi, militer dan teknologi. Kedua, adanya trauma masa lalu berdasarkan pengalaman bahwa aparat keamanan dan sistem hukum untuk menangani terorisme untuk kepentingan kelompok penguasa dalam rangka mengembalikan kekuasaan otoriter seperti sebelumnya. Kedua hal tersebut menimbulkan keengganan masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses politik memerangi terorisme.

B.            Terorisme di Indonesia
Beberapa peristiwa terorisme menunjukkan adanya mata rantai antara kelompok dalam dan luar negeri. Dari hasil pengungkapan kasus di Indonesia merupakan jaringan teroris Internasional dimana keberadaanya dengan segala aktifitasnya tidak dapat terdeteksi secara dini sehingga sulit untuk dicegah dan ditangkal. 
Berbagai peristiwa pengeboman memakan korban jiwa dan merusak sarana dan prasarana yang ada. Beberapa peristiwa aksi teroris yang terjadi signifikan di Indonesia antara lain :
1998, di Gedung Atrium Senin, Jakarta
1999, di Plaza Hayam Wuruk dan Masjid Istiqlal Jakarta.
2000, di Gereja GKPI dan Gereja Katolik Medan serta rumah Dubes Filipina
2000 dan 2001, Peledakan di beberapa Gereja di malam Natal.
2002, Peledakan di Kuta Bali, Mc Donald Makasar
2003, Peledakan di JW Marriot
2004, Peledakan di Kedubes Australia
2005. Peledakan bom Bali II
Aksi-aksi teror tersebut bila terus berlanjut akan dapat mengancam stabilitas politik dan keamanan yang pada gilirannya akan menghambat kelancaran pembangunan nasional.

C. Peran Pemerintah dalam Menanggulangi Terorisme di Indonesia
Pemerintah  telah  melakukan  berbagai  upaya  khususnya  langkah-langkah  aparat keamanan  dalam  pengungkapan  pelaku  terorisme, mendapat tanggapan beranekaragam  dikalangan  masyarakat, khususnya  kelompok umat Islam yang sensitif terhadap  isu  terorisme karena  dikaitkan  dengan agama  islam. Menguatnya perbedaan sikap pro dan  kontra  sesuai  tanpa  memperdulikan  kepentingan nasional, menimbulkan  rasa  saling  curiga dikalangan  masyarakat  dan  ketidak percayaan terhadap pemerintah khususnya aparat keamanan dalam menangani terorisme di Indonesia. Selain  itu  kerjasama  tingkat  ASEAN  telah  dilaksanakan. Sikap  kehati-hatian  pemerintah  Indonesia  dalam  mencegah  dan  menanggulangi  teroris, dapat dilihat dari kebijakan dan langkah-langkah antisipatif, terkait dengan peristiwa Bali tanggal 12 Oktober 2002. Dalam melakukan pencegahan dan penanggunalanan terorisme pemerintah telah membentuk lembaga-lembaga khusus guna menghadapi terorisme yang berkembang di tanah air belakangan ini, lembaga-lembaga tersebut antara lain :
1. Intelijen
Aparat intelijen yang dikoordinasikan oleh Badan Intelijen Negara (Keppres No. 6 Tahun 2003), yang telah melakukan kegiatan dan koordinasi intelijen dan bahkan telah membentuk Joint Analysist Terrorist (JAT) upaya untuk mengungkap jaringan teroris di Indonesia.
 2. TNI dan POLRI
TNI dan POLRI telah meningkatkan kinerja satuan anti terornya. Upaya penangkapan terhadap mereka yang diduga sebagai jaringan terorisme di Indonesia sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku masih mendapat reaksi kontroversial dari sebagian kelompok masyarakat dan diwarnai berbagai komentar melalui media massa yang mengarah kepada terbentuknya opini seolah-olah terdapat tekanan asing. 
3. Kerjasama Internasional
Pemerintah Indonesia melakukan kerjasama dengan beberapa negara seperti Thailand, Singapura, Malaysia, Philipina, dan Australia, bahkan negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Perancis, dan Jepang.
Kekhawatiran masyarakat terhadap bahaya teror bom masih ada. Hal ini apabila tidak segera ditangani secara bijak akan mempengaruhi roda perekonomian. Di sisi lain, penindakan, penangkapan atau pemeriksaan oleh aparat terhadap siapa dan organisasi yang ada di masyarakat perlu sikap hati-hati, agar tidak menimbulkan sentimen negatif di kalangan masyarakat itu sendiri, pemerintah diangapnya diskriminatif atau muncul berbias pada permasalahan baru yang bernuansa SARA.

  1. Permasalahan yang Dihadapi Pemerintah dalam Menanggulangi Terorisme
 Permasalahan yang dihadapi dalam pencegahan dan penanggulangan terorisme yaitu: penegakan hukum terhadap sistem kejahatan terorisme masih lemah. Kualitas SDM mudah dimanfaatkan dan masih rentan terhadap aksi penggalangan menjadi simpatisan kelompok teroris. Tingkat kewaspadaan masyarakat terhadap ancaman  terorisme masih lemah. Kemampuan aparat keamanan dalam mendeteksi dini, menangkal, mencegah dan menangkap kelompok teroris masih terkendala baik peralatan maupun koordinasi di lapangan.
Lemahnya penegakan hukum dan sistem keamanan kawasan, dimanfaatkan oleh para penyelundup untuk penyelundupan senjata api masuk ke Indonesia dengan sasaran daerah-daerah konflik seperti Aceh dan Poso. Kelompok Abu Sayyaf di Filipina disinyalir ada kaitan dengan jaringan kelompok teroris internasional dan kelompok Al Jemaah Al lslamiyah di Indonesia. Kelompok Al Jemaah Al Islamiyah yang merupakan jaringan teroris internasional lahir di wilayah Johor Malaysia pada tahun 1995.
Adanya kelompok untuk mengubah Pancasila dengan Ideologi lain yang berorientasi kepada agama, faham liberal atau faham sosialis/komunis. Permasalahan pelaksanaan Otonomi Daerah dan pemekaran wilayah di beberapa daerah di Indonesia terkesan dipaksakan. Proses demokrasi yang tidak didukung oleh budaya partisipasi politik akan menimbulkan sikap arogansi, ingin kebebasan yang tanpa batas dan bermuara pada disintegrasi. Kondisi demikian merupakan suasana nyaman tumbuhnya aksi teror pemaksaaan kehendak. 
Krisis ekonomi yang berkepanjangan mengakibatkan rapuhnya sistem ekonomi bangsa terhadap daya saing perdagangan global, semakin jauh ketertinggalan dari kemampuan memiliki posisi tawar ekonomi di mata dunia. Berakibat pada kemiskinan masyarakat yang tidak tertolong dan pada gilirannya masyarakat memilih caranya sendiri yaitu jalan radikal kekerasan teror tanpa menghiraukan jatuhnya korban yang tidak berdosa.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama informasi dan komunikasi dapat mempengaruhi lunturnya semangat kebangsaan, rasa cinta tanah air, kesadaran bela negara dan kesadaran mendahulukan kepentingan kepentingan pribadi atau golongan daripada kepentingan umum. Masih adanya keinginan sekelompok umat muslim untuk menegakkan syariat Islam sebagai landasan hidup bangsa Indonesia melalui serangkaian kegiatan jalur formal maupun non formal dan tidak jarang dlakukan secara ekstrim radikal sehingga dapat berpengaruh terhadap keharmonisan hubungan antar umat beragama, yang rentan menimbulkan perselisihan dan konflik antar agama. 
Masih terjadi berbagai konflik di beberapa daerah di wilayah Indonesia yang masih berpotensi, seperti Poso, Papua dan beberapa daerah lainnya. Kasus-kasus pembalakann liar, pencucian uang dan pengamanan sumber daya alam dari praktek-praktek kegiatan ilegal ekonom lainnya akan bermuara pada stabilitas terganggu, berakibat ketidakpercayaan masyarakat kepada aparat keamanan dan penegak hukum semakin kental. 




[1] Djelantik, Sukarsini. 2010. Terorisme Tinjauan Psiko-Politis, Peran Media, Kemiskinan, dan Keamanan Nasional. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, hal 188.

Perang Dunia 2, Peristiwa Serangan Bom di Nagasaki


Nagasaki dan Radiasi



Aku tak pernah tahu mengapa aku dilahirkan dengan nama Hikari Setsuko pada tanggal 9 November 1931 di kota Nagasaki. Kehidupanku sudah berbeda dengan kehidupan wanita lain di dunia ini. Ketika orang lain tetap bersekolah pada usia 14 tahun, aku dan teman-temanku harus bekerja. Pada jaman itu para pemuda umumnya dikirim ke medan perang. Karena kurangnya tenaga kerja, terpaksa kaum wanita di pekerjakan di pabrik-pabrik pembuatan alat perang. Setipa hari kaum wanita diharuskan bekerja untuk keperluan perang sehingga tidak ada waktu lagi untuk bersekolah. Kebetulan pada tanggal 6 Agustus 1945 merupakan hari libur, jadi aku tidak harus masuk kerja. Aku putuskan untuk tinggal di rumah agar bisa beristirahat lebih lama. Karena aku sadar walaupun hidup ini berat dan harus bekerja keras, aku juga harus punya waktu untuk mengistirahatkan tubuhku.
 Letak rumahku berada sekitar 1,7 km dari pusat meledaknya bom atom. Aku yang berada dalam rumah saat itu, seperti melihat kilat menyambar dengan cahayanya yang dasyat dalam sekejap. Dengan sambaran cahaya yang tak sampai sedetik itu, orang yang berada di luar, di alam terbuka, langsung  terbakar mati. Setelah cahaya itu, terdengar bunyi yang dasyat, seperti ada gempa bumi yang besar yang membuat aku terperanjak dan tubuhku seperti dibanting ke lantai. Rumahku runtuh dalam sekejap. Aku merasa sesak nafas. Aku sangat bersyukur karena rumahku terbuat dari kayu sehingga aku dapat keluar dari reruntuhan kayu rumahku setelah berusaha sekuat tenaga. 
Sesudah keluar dari reruntuhan, aku menyadari tubuhku penuh luka goresan dan  berlumuran darah. Pakaian yang melekat di tubuhku sobek-sobek. Saat aku melihat keadaan di sekelilingku, semua rumah telah runtuh hanya terdengar teriakan minta tolong. Orang tidak mau keluar dari runtuhan bangunan, terbakar begitu saja seperti daging terpanggang. Karena hampir semua yang masih hidup terluka parah, tidak ada tenaga untuk menolong satu sama lain. Masing-masing hanya bisa berusaha menyelamtkan diri, dan bergerak tak tahu arah.
Aku dan ibuku bergerak menuju tempat tebuka, sebuah taman yang dekat. Setiap orang yang aku temui saat itu, mengalami luka bakar dengan rambut tegak berdiri. Tubuh manusia dengan kulit terkelupas terurai, dengan mata yang tercopot keluar. Wajah para korban saat itu banyak yang tidak bisa dikenali lagi. Sangat mengerikan melihat pemandang saat itu. Semua orang ketakutan dan berusaha melangkah untuk  menyelamatkan diri. Sementra itu api muncul di mana-mana membakar reruntuhan bangunan. Semua menjadi korban dan tak ada yang bisa memadamkan kobaran api. Kota Hiroshima menjadi lautan api.
Pada hari berikutnya kota Hiroshima menjadi seperti kebun yang baru selesai dibakar. Hujan pun turun seperti butiran-butiran hitam kelap. Asap hitam yang melambung ke udara mengundang hujam hitam dan menghujani Hiroshima yang telah terbakar. Dengan hujan ini, ada rasa gembira sedikit. Kami berusaha mendinginkan tubuh dangan mandi air hujan yang kotor hitam yang mengandung radiasi atom itu. Kami melalui malam itu di alam terbuka. Di sekitar terdengar tangisan akibat sakit dari luka bakar, dan banyak yang tidak hidup lagi waktu pagi datang menyongsong.
Pada hari kedua itu aku dan ibuku mulai  mencari ayah. Kami mencari ayahku yang saat itu sedang bekerja di dekat pusat meledaknya bom atom, kami tetap mencarinya. Aku berkata pada ibuku, “Ibu, aku lelah, kita istirahat dulu”. Ibuku berkata, “jangan menyerah anakku, ayo kita terus mencari ayah, mungkin sebentar lahi kita bertemu orang yang bisa menolong kita”. Mendengar perkataan ibu, semangatku kembali membara untuk mencari bantuan. Kami menanyakan kabar ayah kami pada setiap orang yang kami temui, tapi tak ada yang mengetahuinya. Dalam percarian ini, tiba-tiba aku mulai merasakan sakitnya kakiku yang terusuk gelas.
Manusia yang masih bisa bernafas yang saya temuai beruhasa beteriak “Air, air”. Setiap mendengar suara manusia, “Tolong kasi air” yang mereka keluhkan. Mereka tidak mengeluh “Sakit” atau “Pedih” tapi mereka selalu mengeluh “Haus”. Tubuh dan jiwa korban bom ini “Haus”. Kami berpikir utuk, membuat pembakaran yang layak untuk sesama yang telah meninggal. Kami mengumpulkan kayu dan menumpuk mayat di atasnya menyiram dengan minyak tanah, lalu membakarnya. Dengan cara ini, mayat akhirnya menjadi tulang terbakar. Wajah kota Hiroshima berubah menjadi seperti kuburan massal.
Hal yang sangat aku syukuri adalah ubi jalar yang di tanam para tentara Jepang di bekas bangunan rumah tentara, walaupun terkena bom atom, tetap bisa hidup dan membuahkan hasil. Dengan itu orang yang masih hidup bisa makan ubi untuk menyambung hidup. Namun setelah beberapa minggu berlalu, sesuatu yang menakutkan muncul. Mereka yang kelihatan sehat dan tak terluka, tiba-tiba mengalami pendarahan hidung, sakit perut dan rambut rontok lalu meninggal. Kemudian diketahui bahwa itu adalah masih akibat radiasi bom atom. Kemudian  tiba-tiba aku tak bisa membuka mataku karena banyak sekali asap.

Akhirnya aku tahu bahwa ayahku telah meninggal seminggu kemudian. Sehari setelahnya ibuku juga meninggal akibat radiasi. Mataku pun terkena radiasi. Setahun setelah tragedi itu, aku menjadi phobia terhadap api karena semua inderaku mengingatkan betapa menakutkan dan mengerikan api itu. Kini aku hidup dengan penuh syukur bersama suami dan kedua anakku.


Deng Xiao Ping dan Kebijakan Ekonomi Cina


A.    Deng Xiaoping sebagai Tokoh Reformasi Cina
     Deng Xiao Ping menaiki tangga politik hingga sampai ke puncak setelah melalui jalan berliku, terjal, dan berbatu-batu. Ia pernah menjadi teman dekat Mao, tetapi juga pernah menjadi lawan politiknya yang paling dibenci. Ketika revolusi kebudayaan meletus pada tahun 1966, korban yang pertama kali terbabat adalah Deng. Sampai-sampai Deng dipaksa bekerja di ladang di desa-desa pedalaman dan tidur di kandang sapi.
Deng seorang komunis tulen tetapi berbeda dengan Mao. Deng tidak menganggap politik sebagai panglima. Bagi Deng, pandangan politik haruslah komunis, tetapi ekonomi tidak harus. Sebab tujuan pembangunan ekonomi Cina adalah kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Tidak peduli apakah jalan yang ditempuh untuk itu ditempuh dengan jalan kapitalis. Berkat pandangan-pandangan Deng yang kapitalis itulah reformasi ekonomi di Cina Daratan bergemuruh.
 Sejak kanak-kanak, sekalipun ia lahir dari keluarga kaya, Deng peka terhadap penderitaan rakyat. Ia nyaris seperti budha yang sedih melihat penderitaan orang lain. Orangtuanya pernah berharap Xiansheng atau Deng kecil menjadi pendeta tetapi Deng memilih politik. Hanya saja ia politikus yang menganggap politik bukan segala-galanya. Perhatian Deng lebih pada ekonomi. Kecenderungan ekonominya memang sangat besar, samapai-sampai ia tidak peduli, apakah jalan yang ditempuh melenceng dari Marxisme-Leminimisme sehingga tidak disukai ketua Mao.
Dalam membangun ekonomi Cina dia memiliki tantangan berat yang datang  dari Mao Zedong. Semua jabatan baik dalam partai maupun pemerintahan ditarik. Deng menjadi sasaran hujatan dan harus diasingkan di pedalaman Nanchang. Bahkan anak lelakinya Deng Pufang , seorang mahasiswa yang cerdas mengalami siksaan yang berat. Mao memang tidak menghabisi Deng, konon Deng diselamatkan oleh sahabatnya PM Zhou Enlai yang berhasil membujuk Mao agar Deng diampuni.
Lelaki kelahiran Paifangchun, propinsi Sichuan ini, awal 1960 bersama Presiden Liu Shaoqi yang berpandangan sama yaitu menciutkan anggaran partai komunis Cina untuk mengatasi kelaparan yang melanda rakyat. Deng dan Shaoqi bisa agak bebas mengambil kebijaksanaan karena waktu itu ia menjabat Sekjen Partai Komunis Cina sedang Liu Shaoqi adalah presiden.
Namun sekapitalis atau semoderatnya Deng Xiao Ping, ia masih seorang komunis yang tetap akan menegakkan komunisme dan membela ideologi tersebut. Buktinya Deng Pula yang memerintahkan tentara untuk memberantas para mahasiswa pengunjuk rasa di Tiananmen karena dianggap sudah kelewat batas dan membahayakan sendi-sendi komunisme. Orang kemudian tahu terpaksa atau tidak Deng bersekutu dengan tokoh-tokoh garis keras militer untuk memerangi para pengunjuk rasa yang sebagian besar mahasiswa. Para pengamat kemudian menyebut Deng seorang reformis –konservatif.
Namun lepas dari kekuatan dan kelemahannya, tidak bisa dipungkiri Deng XiaoPing adalah orang besar Cina setelah Mao. Cita-citanya yang tak pernah padam adalah melihat Cina yang kaya dan makmur. Orang tidak tahu persis apakah Deng tokoh yang benar-benar moderat, yang jelas pada tahun 1970-an ia pernah membangun dinding demokrasi.[1] Disini rakyat boleh menyampaikan kata hati termasuk mengkritik partai dan pemerintah. Ketika kritik-kritik itu mulai menyerang dirinya, sekitar 1979, Deng memerintahkan agar para pengkritik itu ditangkap. Dinding demokrasi akhirnya tak terlihat lagi.

B.     Reformasi Cina dan peran Deng Xiao Ping didalamnya
            Berakhirnya reformasi kebudayaan yang merupakan masa terkelam dalam sejarah Cina menjadi awal reformasi ekonomi Deng Xiao Ping. Setelah Mao wafat pada September 1976, pemerintahan sementara dikuasai oleh Hua Guofeng. Akhirnya Deng Xiao Ping kembali dipanggil untuk mengimbangi kelompok empat. Kemudian Deng bersama kelompoknya melakukan transformasi ekonomi menuju kapitalis, yang akhirnya membawa kemajuan-kemajuan bagi Cina meskipun menghadapi berbagai tantangan juga.
            Ada beberapa hal yang menjadi kunci keberhasilan reformasi ekonomi Cina yaitu pertama Deng melakukan reformasi secara hati-hati, bertahap, pragmatis dan kesabaran. Dalam melakukan reformasi, Cina lebih dulu meletakkan arah reformasi dan tidak terburu-buru melihat hasil. Hal ini tampak dari hasil yang baru dinikmati pada awal tahun 1990an, padahal reformasi dimulai sejak 18 Desember 1978. Kedua keberhasilan Cina disebabkan keberhasilam dalam bidang politik, ekonomi, budaya, dan hukum.
a.       Reformasi di bidang politik
            Dalam bidang politik, Deng berhasil mewujudkan stabilitas nasional yang penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan ekonomi, serta adanya dukungan politik terhadap kepemimpinan nasional. Keberhasilan Cina mampu menghindari benturan sejarah, dengan mengakui bahwa Cina telah tumbuh melalui tahapan revolusi, rekonstruksi, dan reformasi. Jadi Cina mengakui bahwa keberhasilan hari ini tidak lepas dari modal sejarah masa lalu. Itu sebabnya Cina mampu menempatkan pemimpin-pemimpin nasionalnya pada tempat terhormat, apapun kesalahan dan kekeliruan yang telah dibuatnya karena jasa mereka tidak bisa dihilangkan oleh kesalahannya. Akhirnya tidak ada kebencian dan permusuhan antar generasi.
b.      Reformasi di bidang ekonomi
            Pertumbuhan ekonomi ini dimulai ketika Den Xiaoping mengeluarkan kebijakan perombakan tata ekonomi RRC. Gagasan perombakan ini dituangkan dalam gagasan empat bentuk modernisasi RRC. Empat bentuk modernisasi ini mencakup bidang pertanian, industri, iptek, dan militer. Gagasan ini dikemukakan pada sidang pleno ketiga kongres Sentral Komite ke –XI Partai Komunis Cina (PKC) pada tahun 1978. Sidang ini menjadi arena kritik kesalahan-kesalahan Mao Tse Tung dalam menangani berbagai masalah, termasuk bidang ekonomi. Serangan tersebut terutama dilancarkan oleh Deng Xiaoping. Deng Xiaoping melihat pertumbuhan ekonomi negara-negara tetangga terutama Jepang dan Korea Selatan lebih maju dibandingkan dengan RRC. Sehingga memberi inspirasi bagi Deng Xiaoping untuk merekomendasikan perombakan tata ekonomi RRC. Menurut Deng Xiaoping hal ini perlu dilakukan karena kemunduran ekonomi RRC dapat memberi peluang terhadap keresahan sosial di dalam negeri, hal ini juga dapat memberi kesan dan citra negatif bagi RRC.
            Reformasi ekonomi dimulai di sektor pertanian. Pada tahun 1978, Deng kembali menghidupkan kebijakan sistem intensif Liu Shaoqi yang diperkenalkan pada awal tahun 1960an. Kebijakan ini termasuk pasar bebas, kepemilikan tanah pribadi, dan tanggung jawab petani dalam mengatur tanah pertanian mereka sendiri menurut kontrak penetapan quota keluarga setiap rumah tangga. Kebijakan ini menemukakan dua tipe kontrak (1) baochan daohu, yang mengharuskan rumah tangga memenuhi quota negara dan keperluan wilayahnya dan (2) baogan daohu, membolehkan rumah tangga untuk memperoleh hasil produksi yang lebih setelah terlebih dahulu memenuhi kebutuhan negara dan desanya.
            Pemerintahan Deng juga menghapuskan sistem komune rakyat dan diganti dengan pemerintahan administrasi setempat. Keuntungan sistem ini adalah meningkatkan semangat petani untuk bekerja lebih keras dan meningkatkan pendapatannya. Deng berhasil memperoleh dukungan dari 800 juta petani.
            Deng Xiaoping juga lebih mementingkan hal-hal yang tidak searah pemikiran Mao Tse Tung, seperti penekanan pentingnya pertumbuhan ekonomi, pemberian kebebasan terbatas, orientasi keuntungan material, pemekaran kembali nilai-nilai tradisional, dan konfusianisme. Langkah selanjutnya yang dilaksanakan Deng Xiaoping adalah upaya mengurangi pengaruh kebijakan Mao yang dianggap merupakan panghalang bagi kebijakan modernisasi Reformasi di Cina hanya terbatas pada reformasi ekonomi, dengan membuka ekonomi Cina dengan dunia luar, memperkenalkan ekonomi pasar, dan mengundang investor asing ke Cina.[2]
            Deng Xiaoping yang juga terkenal sebagai seorang pragmatis mengajak para untuk meninggalkan sementara masalah-masalah ideologi seperti masalah pertentangan kelas, penguasaan alat-alat produksi secara ketat oleh negara, dan bentuk penerapan ideologi kaku lainnya. Di sisi lain Deng Xiaoping mendorong RRC ke arah upaya-upaya peningkatan produksi nasional meskipun perlu melakukan manajemen kapitalistik yang sangat kontradiktif dengan ideologi komunis.
            Langkah ekonomi reformasi Cina diikuti dengan mengembangkan industri manufaktur, untuk memperluas dan meningkatkan usaha kecil menengah dan wiraswasta. Bukan cuma reformasi di pedesaan, reformasi di perkotaan  juga dilakukan dengan memprioritaskan untuk memperkuat perusahaan negara dengan memisahkan kepemilikan dari fungsi operasional, memperkenalkan sistem tanggung jawab kontrak perindustrian, serta perusahaan-perusahaan besar milik negara dapat dengan sukarela menjadi perusahaan bersama dengan tanggung jawab yang dibatasi.
            Cina  memprioritaskan kepada sektor ekonomi yang dapat menghasilkan pertumbuhan yang pesat tanpa intervensi pemerintah yang besar. Cina juga membuka untuk penanaman modal asing (PMA). Untuk membawa Cina ke dalam perekonomian global, kebijakan yang diambil adalah kebijakan pintu terbuka (Kaifang Zhenzheb). Tujuan kebijakan ini adalah untuk memperlancar jalannya modernisasi melalui pengembangan teknologi dan kemampuan serta menarik para investor. Selain itu, kebijakan pintu terbuka juga menerapkan 3 cara alih teknologi yaitu  joint venture counter trade dan zona eksklusif khusus. Hasilnya adalah ekspor dan produksi Cina meningkat dengan tajam dan dalam waktu yang singkat tanpa pengeluaran dana pemerintah yang besar.
            Reformasi ekonomi di bidang administrasi juga dilakukan bertahap dan berhasil mengatasi hiperinflasi dan depresiasi. Pemerintah juga mendirikan lembaga-lembaga yang memungkinkan untuk mengendalikan inflasi, juga pembaharuan sistem perbankan dan pengembangan pasar modal.
c.       Reformasi di bidang budaya
            Untuk menciptakan kondisi masyarakat yang mampu mendukung reformasi ekonomi, Cina juga melakukan reformasi budaya yang dikenal dengan “Liberalisasi Pikiran”. Masyarakat Cina adalah masyarakat yang kokoh mempertahankan nilai-nilai tradisional, terutama pengaruh konfusianisme yang kuat pada petani-petani tradisional. Pengaruh yang kuat ini disebabkan rentang sejarah panjang, disamping Cina merupakan negara agraris dengan petani yang mencapai hampir 80% dari penduduk Cina. Reformasi ini dimaksudkan untuk menyesuaikan sisi-sisi pengaruh konfusianisme dan budaya petani tradisional yang kurang sesuai dengan semangat pembangunan Cina.
            Di satu sisi liberalisasi pikiran menentang konsep perekonomian terencana dan terpusat yang dianggap unggul, pengendalian badan-badan usaha oleh pemerintah serta konsep sama rata yang tidak sejalan dengan konsep laba atau bisnis.  Di sisi lain, liberalisasi pikiran mendorong masyarakat Cina untuk mengaktualisasikan diri, aktualisasi diri itu merupakan sikap yang bertentangan dengan ajaran konfusianisme yang menekankan ajaran kebersamaan. Oleh sebab itu Deng mengatakan bahwa “kaya adalah mulia’. Selain itu, liberalisasi pikiran bertujuan untuk mengikis sikap petani tradisional yang pada umumnya cepat puas dan berpedoman bahwa hidup bukan untuk bekerja, tetapi bekerja untuk hidup sehingga kerja tidak untuk mencapai prestasi.
d.      Reformasi di bidang Hukum
            Bagi Cina yang amat penting adalah bagaimana mereka mengawali reformasi dengan penegakan hukum yang konsisten dan keteladanan poemimpin. Hukum bukan untuk dikompromikan, tetapi dilaksanakan dengan teguh. Hukum harus dipaksakan, kesadaran baru timbul yang baru kemudian menjadi kebiasaan. Hukum berlaku bagi semua, termasuk juga pemerintah-pemerintahnya.


[1]  Munif, Achmad. 50 Tokoh Politik Legendaris Dunia halaman 43
[2] The Indonesian dream: kapita selekta Oleh Sulastomo Halaman 78







Kebijakan Ekonomi Cina: Mao Tze Dong & Deng Xiao Ping


Antropologi: batasan, pengertian, dan ruang lingkup


A.                Pengertian Antropologi
Antropologi sebagai salah satu bidang keilmuan memiliki perbedaaan dengan disiplin ilmu lainnya baik dari segi ruang lingkup, pendekatan, pokok perhatian, dsb. Antropologi mencoba untuk mencari jawaban siapakah dan apakah manusia itu meski tidak dapat didefinisikan secara terbatas.
Bila dikaitkan dengan keragaman etnis di Indonesia, antropologi sangat bermanfaat untuk memahami kemajemukan (perbedaan) yang terdapat pada masyarakat Indonesia sehingga menimbulkan rasa persatuan dan kesatuan serta cinta tanah air. Antropologi, secara etimologis berasal dari kata Antropos, yang berarti manusia dan logos yang berarti ilmu.
Pengertian Antropologi menurut beberapa ahli yaitu sebagai berikut :
  1. Ralfh L Beals dan Harry Hoijen : 1954: 2
Antropologi adalah ilmu yang mempelajarai manusia dan semua apa yang dikerjakannya.
  1. Tulian Darwin
The origin of spicies” Antropologi fisik berkembang pesat dengan melakukan penelitian-penelitian terhadap asal mula dan perkembangan manusia. Manusia asalnya monyet, karena makhluk hidup mengalami evolusi. Antropologi ingin membuktikan dengan melakukan berbagai penelitian terhadap kera dan monyet di seluruh dunia.
  1. William A. Haviland
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
  1. David Hunter
Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.
  1. Koentjaraningrat
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka  warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
  1. Harsojo dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Antropologi” (1984)
Antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari umat manusia sebagai makhluk masyarakat.
  1. Conrad Phillip Kotak dalam bukunya yang berjudul “Anthropology, the Exploration of Human Diversity” (1991)
Antropologi merupakan studi terhadap semua masyarakat, dari masyarakat yang primitif (ancient) hingga masyarakat modern, dari masyarakat sederhana hingga masyarakat yang komplek.
 Jadi antropologi memandang manusia sebagai sesuatu yang kompleks dari segi fisik, emosi, sosial, dan kebudayaannya. Antropologi sering pula disebut sebagai ilmu tentang manusia dan kebudayaannya.

  1. Ruang Lingkup Antropologi
Ilmu Antropologi dapat dikelompokkan ke dalam cabang ilmu humaniora karena kajian antropologi fokus kepada manusia dan kebudayaannya. Ilmu antropologi berbeda dari disiplin-disiplin lain tentang manusia karena ilmu antropologi lebih luas ruang lingkupnya.  Ilmu ini dimaksudkan sebagai ilmu yang khusus dan langsung menyoroti segala jenis manusia dan manusia dalam semua zaman.[1] Jadi para ahli antropologi berusaha memperluas ilmu yang mendalami tentang manusia, melalui pendekatan perbandingan, maupun pendekatan historis terhadap kebudayaan diseluruh dunia. Setiap bagian dari dunia yang pernah didiami oleh manusia menarik perhatian para ahli antropologi.
Para ahli antropologi pada zaman dahulu tidak demikian luas dan komprehensif dalam bidang perhatiannya, dibandingkan dengan zaman sekarang; pendalaman mengenai peradaban negara-negara barat serta perhatian tentang perhatian masyarakat-masyarakat komplek dengan sejarahnya yang sudah tercatat, diserahkan kepada disiplin ilmu yang lain. Berlainan dengan zaman sekarang, banyak ahli antropologi yang bekerja di desa-desa yang primitif maupun di kota-kota industri. 
Ciri yang utama dari ilmu antropologi adalah pendekatan secara menyeluruh yang dilakukan terhadap manusia, semua aspek dari pengalaman-pengalaman manusia. Misalnya dalam menulis tentang suatu kelompok manusia, ahli antropologi juga menggambarkan suatu bagian sejarah daerah manusia itu, lingkungan hidup, cara kehidupan keluarga, pola pemukiman, sistem politik dan ekonomi, agama, gaya kesenian dan berpakaian, segi-segi umum bahasa dan sebagainya.
Hal-hal yang ingin diketahui dalam antropologi adalah ciri khas yang dimiliki bersama oleh satu bangsa tertentu. Penduduk yang diteliti para ahli antropologi seringkali merupakan suatu masyarakat tunggal, artinya bangsa yang tinggal di suatu daerah dan mempunyai satu bahasa yang sama. Namun adakalanya penduduk yang diteliti oleh para ahli antropologi mungkin lebih besar atau lebih kecil daipada satu masyarakat tunggal. Jadi perhatian perhatian seorang ahli antropologi biasanya adalah untuk menguraikan perbedaan diantara bangsa-bangsa, menjelaskan apa sebabnya bangsa-bangsa mempunyai ciri-ciri bersama tertentu sedangkan mengenai ciri-ciri yang lain terdapat perbedaan.
Menurut Kontjaraningrat, antropologi di Indonesia hampir tidak terikat oleh tradisi antropologi manapun dan belum mempunyai tradisi yang kuat. Oleh karena itu seleksi dan kombinasi dari beberapa unsur atau aliran dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan masalah-masalah kemasyarakatan yang dihadapi.
            Ruang lingkup dan kajian antropologi memfokuskan kepada lima masalah di bawah ini, yaitu:
  1. masalah sejarah asal dan perkembangan manusia dilihat dari ciri-ciri tubuhnya secara evolusi yang dipandang dari segi biologi;
  2. masalah sejarah terjadinya berbagai ragam manusia dari segi ciri-ciri fisiknya.
  3. masalah sejarah asal, perkembangan, serta penyebaran berbagai macam bahasa di seluruh dunia;
  4. masalah perkembangan, penyebaran, dan terjadinya beragam kebudayaan di dunia;
  5. masalah mengenai asas-asas kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat-masyarakat suku bangsa di dunia.
Berdasarkan penggolongan masalah tersebut, ilmu antropologi terbagi ke dalam 5 cabang ilmu yaitu:
  1. Paleoantropologi
  2. Antropologi Fisik         
    Keduanya lebih dikenal sebagai Antropologi Fisik dalam arti "luas"
  3. Prasejarah
  4. Etnolinguistik
  5. Etnologi
    Ketiga terakhir secara luas dikenal dengan sebutan Antropologi Budaya atau Antropologi S
    osial.
Untuk lebih memahami ruang lingkup dari ilmu antropologi, orang harus mengetahui tentang ilmu pengetahuan yang merupakan cabang-cabangnya. Berikut ilmu-ilmu yang merupakan cabang dari ilmu Antropologi
1.         Antropolgi Fisik
a.         Paleoantropologi
b.         Somatologi
2.         Antropologi Budaya
a.         Prehistori
b.         Etnolinguistik
c.         Etnologi
1) Deskriptif integration (Antropologi Diakronik/Etnologi)
2) Generalizing Approach (Antropologi Sinkronik/Sosial)
d.         Etnopsikologi
e.         Antropologi Spesialisasi
1)         Antropologi Perkotaan
2)         Antropologi Ekonomi
3)         Antropologi Politik
4)         Antropologi Pendidikan
5)         Antropologi Kesehatan
6)         Antropologi Kesehatan Jiwa
7)         Antropologi Kependudukan
f.          Antropologi Terapan 
Sumber : Koentjaraningrat; 1981 hal. 25

Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai mahluk fisik yang berkembang dan hendak ditentukannya bagaimana dan apa sebabnya bangsa-bangsa berbeda menurut keadaan fisiknya. Pertanyaan-pertanyaan yang menyolok dalam antropologi fisik adalah tentang munculnya manusia dan perkembangannya (paleontologi manusia) dan bagaimana  manusia pada masa sekarang secara biologis berbeda (variasi manusia).
Paleoantropologi  adalah bagian dari antropologi fisik yang menelaah tentang asal usul atau terjadinya dan perkembangan mahkluk manusia. Obyek penelitiannya adalah fosil manusia (sisa-sisa tubuh manusia yang telah membatu) yang terdapat dalam lapisan-lapisan bumi.
Somatologi  adalah bagian dari antropologi fisik yang menelaah tentang variasi atau keanekaragaman ras manusia melalui ciri-ciri tubuh manusia secara
Keseluruhan (ciri-ciri genotipe dan fenotipe ).
Antropologi Budaya adalah cabang antropologi umum yang berupaya
mempelajari kebudayaaan pada umumnya dan beragam kebudayaan pada
umumnya dan beragam kebudayaan dari berbagai bangsa di  seluruh dunia. Ilmu
ini mengkaji bagaimana manusia mampu berkebudayaan dan mengembangkan
kebudayaanya dari masa ke masa. Fokus yang dipelajari  oleh ilmu ini adalah cara
hidup manusia dalam memelihara dan mengubah  lingkungannya. Cara hidup ini
diperoleh manusia melalui proses belajar (sosialisasi) dan pengalaman hidup.
Prasejarah atau prehistori mempelajari sejarah perkembangan dan
persebaran  semua kebudayaan manusia sebelum mengenal tulisan. Secara umum sejarah perkembangan umat manusia dapat dibagi ke dalam dua bagian. Pertama, masa sejak munculnya mahkluk manusia sekitar 800.000 tahun yang lalu hingga masa dimana kebudayaan manusia belum mengenal tulisan dan kedua adalah masa kebudayaan manusia setelah mengenal tulisan.
Etnolinguistik (linguistic antropology) adalah salah satu cabang antropologi budaya yang secara spesifik mengkaji masalah bahasa. Etnolinguistik mempelajari timbulnya bahasa, bagaimana terjadinya variasi dalam bahasa serta penyebaran bahasa umat manusia di dunia. Bahasa memiliki fungsi sebagai media transisi (sosialisasi) unsur-unsur kebudayaan dari satu generasi ke generaasi berikutnya. Karena fungsinya itu, bahasa menjadi salah satu unsur penting untuk dipelajari oleh antropologi.
Etnologi adalah bagian dari antropologi budaya yang mencoba menelusuri
asas-asas manusia dengan meneliti seperangkat pola kebudayaan suatu suku bangsa yang menyebar di seluruh dunia. Obyek penelitiannya adalah pola kelakuan masyarakat ( adat istiadat, kekerabatan, kesenian, dsb) serta dinamika kebudayaan ( perubahan, pelembagaan dan interaksi).
            Etnopsikologi adalah sebuah kajian antropologi yang menggunakan konsep-konsep psikologi dalam proses analisanya. Atas dasar kajiannya terhadap kepribadian suatu suku bangsa ini, para ahli antropologi juga dapat mengkritisi beberapa teori psikologi yang dihasilkan atas dasar suatu penelitian pada masyarakat Eropa. Atas dasar kajiannya terhadap masyarakat diluar Eropa, beberapa teori psikologi yang ada saat itu ternyata belum tentu dapat diterapkan atau berlaku secara universal. Oleh karena itu, masih perlu kehati-hatian dalam menerapkannya untuk mengkaji masalah kepribadian umum pada masyarakat di luar Eropa.
            Antropologi Spesialisasi, beragamnya keperluan dalam memahami suatu masalah menyebabkan para ahli sosial termasuk antropologi mencoba lebih memfokuskan  pada bidang-bidang tertentu. Kebutuhan pemecahan masalah pada bidang-bidang tertentu tersebut menyebabkan munculnya kekhususan-kekhususan pada antropologi. Dalam rangka itu, para ahli antropologi seringkali perlu meminjam konsep-konsep yang digunakan oleh ilmu-ilmu lainnya. Beberapa perkembangan antropologi yang menjurus pada lahirnya bidang-bidang spesial dari antropologi seperti antropologi ekonomi, antropologi politik, antropologi kependudukan.
    1. Antropologi Ekonomi
Pada tahun 1930-1n seorang ahli antropologi Inggris R. Firth memulai meneliti gejala ekonomi pedesaan seperti masalah pemodalan, pengerahan tenaga kerja, sistem produksi, pemasaran sistem pertanian dan perikanan. Di Indonesia, beberapa kajian Antropologi cukup banyak mendapat perhatian terutama upaya-upaya para ahli maupun para sarjana berusaha memahami masalah perekonomian para petani, nelayan, masyarakat di sekitar hutan, masyarakat meramu di Papua, dsb.
    1. Antropologi Politik
Perbedaan asas-asas dalam menyelenggarakan pemerintahan pada masyarakat modern (industri) dengan masyarakat non industri menjadi perhatian para ahli antropologi yang secara khusus memperhatikan masalah politik lokal (tradisional). Perhatian ahli antropologi terhadap gejala-gejala politik atau pemerintahan semacam itu telah melahirkan satu kajian ilmu antropologi yang disebut antropologi politik.
c.       Antropologi kependudukan
   Antropologi kependudukan merupakan salah satu sub antropologi yang lahir cukup baru, yaitu ketika dunia menganggap penting untuk masalah-masalah kependudukan. Berbagai kendala yang ditemui di lapangan dalam upaya menjalankan program kependudukan, seperti program KB di Indonesia, telah membawa para ahli antropologi untuk ikut membantu memecahkan persoalan kependudukan tersebut. Diketahui bahwa beberapa kendala yang menghambat kelancaran program-program kependudukan tersebut adalah disebabkan oleh latar belakang dan kondisi sosial budaya masyarakatnya. Atas dasar ini berkembanglah metode dan pendekatan antropologi yang secara khusus digunakan untuk memahami gejala kependudukan. Spesifikasi baru dari antropologi ini dikenal dengan antropologi kependudukan.
    1. Antropologi kesehatan
Antropologi kesehatan lahir ketika masyarakat dunia sadar akan pentingnya upaya untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan. Ledakan penduduk yang cukup tinggi diiringi pula oleh munculnya masalah kesehatan (masalah sanitasi lingkungan, penyakit epidemi, dll). Berbagai kendala yang ditemui di lapangan dalam upaya menjalankan program kesehatan, telah membawa ahli antropologi dan sosiologi untuk ikut membantu memecahkan persoalan kesehatan tersebut. Beberapa kendala yang menghambat kelancaran program-program kesehatan tersebut disebabkan oleh latar belakang dan kondisi sosial budaya masyarakat yang berbeda dalam melihat konsep sehat bagi ibu dan anak.
Berkembangnya antropologi Spesialisasi memunculkan antropologi terapan. Antropologi Terapan adalah antropologi yang langsung diaplikasikan karena dibutuhkan untuk keperluan tertentu. Gejala pembangunan masyarakat sejak Perang Dunia II membutuhkan bantuan berbagai disiplin ilmu termasuk antropologi di dalamnya. Dalam antropologi, antropologi pembangunan merupakan salah satu bidang ilmu yang tergolong ke dalam antropologi terapan. Sebagai ilmu terapan maka penggunaan metode-metode, konsep-konsep, dan teori-teori antropologi, misalnya, diterapkan untuk lebih memahami masalah-masalah pedesaan, masalah pendidikan, adopsi teknologi oleh para petani, masalah kehidupan para buruh pabrik, dsb. Hasilnya adalah berupa data-data yang dapat digunakan sebagai masukan dalam pembuatan kebijakan pemerintah.


[1]
Ihromi, T.O. 2006.  Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia halaman 2

http://photo.goodreads.com/books/1290006695l/9719459.DAFTAR PUSTAKA
Ihromi, T.O. 2006.  Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Kartika S. Hardjanti, S.Pd., Materi Ajaran Antropologi pada Suspan Sesko Angkatan tahun 2007.

Koentjaraningrat. 1979. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Aksara Baru