A.
Pengertian Antropologi
Antropologi sebagai salah satu bidang keilmuan
memiliki perbedaaan dengan disiplin ilmu lainnya baik dari segi ruang lingkup,
pendekatan, pokok perhatian, dsb. Antropologi mencoba untuk mencari jawaban
siapakah dan apakah manusia itu meski tidak dapat didefinisikan secara
terbatas.
Bila dikaitkan dengan keragaman etnis di
Indonesia, antropologi sangat bermanfaat untuk memahami kemajemukan (perbedaan)
yang terdapat pada masyarakat Indonesia sehingga menimbulkan rasa persatuan dan
kesatuan serta cinta tanah air. Antropologi, secara etimologis berasal dari
kata Antropos, yang berarti manusia dan logos yang berarti ilmu.
Pengertian Antropologi menurut beberapa ahli yaitu sebagai berikut :
- Ralfh L
Beals dan Harry Hoijen : 1954: 2
Antropologi
adalah ilmu yang mempelajarai manusia dan semua apa yang dikerjakannya.
- Tulian
Darwin
The origin
of spicies” Antropologi fisik berkembang pesat dengan melakukan penelitian-penelitian
terhadap asal mula dan perkembangan manusia. Manusia asalnya monyet, karena
makhluk hidup mengalami evolusi. Antropologi ingin membuktikan dengan melakukan
berbagai penelitian terhadap kera dan monyet di seluruh dunia.
- William
A. Haviland
Antropologi
adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang
bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian
yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
- David
Hunter
Antropologi
adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat
manusia.
- Koentjaraningrat
Antropologi
adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka
warna, bentuk fisik masyarakat serta
kebudayaan yang dihasilkan.
- Harsojo
dalam bukunya yang
berjudul “Pengantar Antropologi”
(1984)
Antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari umat manusia sebagai
makhluk masyarakat.
- Conrad
Phillip Kotak dalam bukunya yang
berjudul “Anthropology, the
Exploration of Human Diversity” (1991)
Antropologi merupakan studi terhadap semua masyarakat, dari masyarakat
yang primitif (ancient) hingga masyarakat modern, dari masyarakat sederhana
hingga masyarakat yang komplek.
Jadi antropologi memandang manusia sebagai sesuatu yang kompleks dari segi fisik,
emosi, sosial, dan kebudayaannya. Antropologi sering pula disebut sebagai ilmu
tentang manusia dan kebudayaannya.
- Ruang Lingkup Antropologi
Ilmu Antropologi dapat dikelompokkan
ke dalam cabang ilmu humaniora karena kajian antropologi fokus kepada manusia dan
kebudayaannya. Ilmu antropologi berbeda dari disiplin-disiplin lain tentang
manusia karena ilmu antropologi lebih luas ruang lingkupnya. Ilmu ini dimaksudkan sebagai ilmu yang khusus
dan langsung menyoroti segala jenis manusia dan manusia dalam semua zaman.[1]
Jadi para ahli antropologi berusaha memperluas ilmu yang mendalami tentang
manusia, melalui pendekatan perbandingan, maupun pendekatan historis terhadap
kebudayaan diseluruh dunia. Setiap bagian dari dunia yang pernah didiami oleh
manusia menarik perhatian para ahli antropologi.
Para ahli antropologi
pada zaman dahulu tidak demikian luas dan komprehensif dalam bidang
perhatiannya, dibandingkan dengan zaman sekarang; pendalaman mengenai peradaban
negara-negara barat serta perhatian tentang perhatian masyarakat-masyarakat
komplek dengan sejarahnya yang sudah tercatat, diserahkan kepada disiplin ilmu
yang lain. Berlainan dengan zaman sekarang, banyak ahli antropologi yang
bekerja di desa-desa yang primitif maupun di kota-kota industri.
Ciri yang utama dari
ilmu antropologi adalah pendekatan secara menyeluruh yang dilakukan terhadap
manusia, semua aspek dari pengalaman-pengalaman manusia. Misalnya dalam menulis
tentang suatu kelompok manusia, ahli antropologi juga menggambarkan suatu
bagian sejarah daerah manusia itu, lingkungan hidup, cara kehidupan keluarga,
pola pemukiman, sistem politik dan ekonomi, agama, gaya kesenian dan
berpakaian, segi-segi umum bahasa dan sebagainya.
Hal-hal yang ingin
diketahui dalam antropologi adalah ciri khas yang dimiliki bersama oleh satu
bangsa tertentu. Penduduk yang diteliti para ahli antropologi seringkali
merupakan suatu masyarakat tunggal, artinya bangsa yang tinggal di suatu daerah
dan mempunyai satu bahasa yang sama. Namun adakalanya penduduk yang diteliti
oleh para ahli antropologi mungkin lebih besar atau lebih kecil daipada satu
masyarakat tunggal. Jadi perhatian perhatian seorang ahli antropologi biasanya
adalah untuk menguraikan perbedaan diantara bangsa-bangsa, menjelaskan apa
sebabnya bangsa-bangsa mempunyai ciri-ciri bersama tertentu sedangkan mengenai
ciri-ciri yang lain terdapat perbedaan.
Menurut
Kontjaraningrat, antropologi di Indonesia hampir tidak terikat oleh tradisi
antropologi manapun dan belum mempunyai tradisi yang kuat. Oleh karena itu
seleksi dan kombinasi dari beberapa unsur atau aliran dapat dipilih sesuai
dengan kebutuhan masalah-masalah kemasyarakatan yang dihadapi.
Ruang lingkup dan kajian antropologi memfokuskan kepada lima masalah di
bawah ini, yaitu:
- masalah sejarah asal dan perkembangan manusia dilihat dari ciri-ciri
tubuhnya secara evolusi yang dipandang dari segi biologi;
- masalah sejarah terjadinya berbagai ragam manusia dari segi ciri-ciri
fisiknya.
- masalah sejarah asal, perkembangan, serta penyebaran berbagai macam
bahasa di seluruh dunia;
- masalah perkembangan, penyebaran, dan terjadinya beragam kebudayaan di
dunia;
- masalah mengenai asas-asas kebudayaan manusia dalam kehidupan
masyarakat-masyarakat suku bangsa di dunia.
Berdasarkan penggolongan masalah
tersebut, ilmu antropologi terbagi ke dalam 5 cabang ilmu yaitu:
- Paleoantropologi
- Antropologi
Fisik
Keduanya lebih dikenal sebagai Antropologi Fisik dalam arti "luas" - Prasejarah
- Etnolinguistik
- Etnologi
Ketiga terakhir secara luas dikenal dengan sebutan Antropologi Budaya atau Antropologi Sosial.
Untuk lebih memahami ruang lingkup
dari ilmu antropologi, orang harus mengetahui tentang ilmu pengetahuan yang
merupakan cabang-cabangnya. Berikut
ilmu-ilmu yang merupakan cabang dari ilmu Antropologi
1.
Antropolgi Fisik
a.
Paleoantropologi
b.
Somatologi
2.
Antropologi Budaya
a.
Prehistori
b.
Etnolinguistik
c.
Etnologi
1) Deskriptif integration (Antropologi
Diakronik/Etnologi)
2) Generalizing Approach (Antropologi
Sinkronik/Sosial)
d.
Etnopsikologi
e.
Antropologi Spesialisasi
1)
Antropologi Perkotaan
2)
Antropologi Ekonomi
3)
Antropologi Politik
4)
Antropologi Pendidikan
5)
Antropologi Kesehatan
6)
Antropologi Kesehatan Jiwa
7)
Antropologi Kependudukan
f.
Antropologi Terapan
Sumber :
Koentjaraningrat; 1981 hal. 25
Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai mahluk fisik yang
berkembang dan hendak ditentukannya bagaimana dan apa sebabnya bangsa-bangsa berbeda
menurut keadaan fisiknya. Pertanyaan-pertanyaan yang menyolok dalam antropologi
fisik adalah tentang munculnya manusia dan perkembangannya (paleontologi
manusia) dan bagaimana manusia pada masa
sekarang secara biologis berbeda (variasi manusia).
Paleoantropologi adalah bagian dari antropologi fisik yang menelaah
tentang asal usul atau terjadinya dan perkembangan mahkluk manusia. Obyek
penelitiannya adalah fosil manusia (sisa-sisa tubuh manusia yang telah membatu)
yang terdapat dalam lapisan-lapisan bumi.
Somatologi adalah bagian dari antropologi fisik yang menelaah
tentang variasi atau keanekaragaman ras manusia melalui ciri-ciri tubuh manusia
secara
Keseluruhan (ciri-ciri
genotipe dan fenotipe ).
Antropologi Budaya adalah
cabang antropologi umum yang berupaya
mempelajari kebudayaaan pada
umumnya dan beragam kebudayaan pada
umumnya dan beragam
kebudayaan dari berbagai bangsa di seluruh
dunia. Ilmu
ini mengkaji bagaimana
manusia mampu berkebudayaan dan mengembangkan
kebudayaanya dari masa ke masa.
Fokus yang dipelajari oleh ilmu ini
adalah cara
hidup manusia dalam
memelihara dan mengubah lingkungannya.
Cara hidup ini
diperoleh manusia melalui
proses belajar (sosialisasi) dan pengalaman hidup.
Prasejarah atau prehistori
mempelajari sejarah perkembangan dan
persebaran semua kebudayaan manusia sebelum mengenal
tulisan. Secara umum sejarah perkembangan umat manusia dapat dibagi ke dalam
dua bagian. Pertama, masa sejak munculnya mahkluk manusia sekitar 800.000 tahun
yang lalu hingga masa dimana kebudayaan manusia belum mengenal tulisan dan
kedua adalah masa kebudayaan manusia setelah mengenal tulisan.
Etnolinguistik (linguistic antropology) adalah salah satu cabang
antropologi budaya yang secara spesifik mengkaji masalah bahasa. Etnolinguistik
mempelajari timbulnya bahasa, bagaimana terjadinya variasi dalam bahasa serta
penyebaran bahasa umat manusia di dunia. Bahasa memiliki fungsi sebagai media
transisi (sosialisasi) unsur-unsur kebudayaan dari satu generasi ke generaasi
berikutnya. Karena fungsinya itu, bahasa menjadi salah satu unsur penting untuk
dipelajari oleh antropologi.
Etnologi adalah bagian dari
antropologi budaya yang mencoba menelusuri
asas-asas
manusia dengan meneliti seperangkat pola kebudayaan suatu suku bangsa yang
menyebar di seluruh dunia. Obyek penelitiannya adalah pola kelakuan masyarakat
( adat istiadat, kekerabatan, kesenian, dsb) serta dinamika kebudayaan (
perubahan, pelembagaan dan interaksi).
Etnopsikologi adalah sebuah kajian
antropologi yang menggunakan konsep-konsep psikologi dalam proses analisanya.
Atas dasar kajiannya terhadap kepribadian suatu suku bangsa ini, para ahli
antropologi juga dapat mengkritisi beberapa teori psikologi yang dihasilkan
atas dasar suatu penelitian pada masyarakat Eropa. Atas dasar kajiannya
terhadap masyarakat diluar Eropa, beberapa teori psikologi yang ada saat itu
ternyata belum tentu dapat diterapkan atau berlaku secara universal. Oleh
karena itu, masih perlu kehati-hatian dalam menerapkannya untuk mengkaji
masalah kepribadian umum pada masyarakat di luar Eropa.
Antropologi Spesialisasi, beragamnya
keperluan dalam memahami suatu masalah menyebabkan para ahli sosial termasuk
antropologi mencoba lebih memfokuskan
pada bidang-bidang tertentu. Kebutuhan pemecahan masalah pada
bidang-bidang tertentu tersebut menyebabkan munculnya kekhususan-kekhususan
pada antropologi. Dalam rangka itu, para ahli antropologi seringkali perlu
meminjam konsep-konsep yang digunakan oleh ilmu-ilmu lainnya. Beberapa
perkembangan antropologi yang menjurus pada lahirnya bidang-bidang spesial dari
antropologi seperti antropologi ekonomi, antropologi politik, antropologi
kependudukan.
- Antropologi Ekonomi
Pada tahun 1930-1n seorang
ahli antropologi Inggris R. Firth memulai meneliti gejala ekonomi pedesaan
seperti masalah pemodalan, pengerahan tenaga kerja, sistem produksi, pemasaran
sistem pertanian dan perikanan. Di Indonesia, beberapa kajian Antropologi cukup
banyak mendapat perhatian terutama upaya-upaya para ahli maupun para sarjana
berusaha memahami masalah perekonomian para petani, nelayan, masyarakat di
sekitar hutan, masyarakat meramu di Papua, dsb.
- Antropologi Politik
Perbedaan asas-asas dalam
menyelenggarakan pemerintahan pada masyarakat modern (industri) dengan
masyarakat non industri menjadi perhatian para ahli antropologi yang secara
khusus memperhatikan masalah politik lokal (tradisional). Perhatian ahli
antropologi terhadap gejala-gejala politik atau pemerintahan semacam itu telah
melahirkan satu kajian ilmu antropologi yang disebut antropologi politik.
c.
Antropologi kependudukan
Antropologi
kependudukan merupakan salah satu sub antropologi yang lahir cukup baru, yaitu
ketika dunia menganggap penting untuk masalah-masalah kependudukan. Berbagai
kendala yang ditemui di lapangan dalam upaya menjalankan program kependudukan,
seperti program KB di Indonesia, telah membawa para ahli antropologi untuk ikut
membantu memecahkan persoalan kependudukan tersebut. Diketahui bahwa beberapa
kendala yang menghambat kelancaran program-program kependudukan tersebut adalah
disebabkan oleh latar belakang dan kondisi sosial budaya masyarakatnya. Atas
dasar ini berkembanglah metode dan pendekatan antropologi yang secara khusus
digunakan untuk memahami gejala kependudukan. Spesifikasi baru dari antropologi
ini dikenal dengan antropologi kependudukan.
- Antropologi kesehatan
Antropologi kesehatan lahir ketika masyarakat
dunia sadar akan pentingnya upaya untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan.
Ledakan penduduk yang cukup tinggi diiringi pula oleh munculnya masalah
kesehatan (masalah sanitasi lingkungan, penyakit epidemi, dll). Berbagai
kendala yang ditemui di lapangan dalam upaya menjalankan program kesehatan,
telah membawa ahli antropologi dan sosiologi untuk ikut membantu memecahkan
persoalan kesehatan tersebut. Beberapa kendala yang menghambat kelancaran
program-program kesehatan tersebut disebabkan oleh latar belakang dan kondisi
sosial budaya masyarakat yang berbeda dalam melihat konsep sehat bagi ibu dan
anak.
Berkembangnya antropologi Spesialisasi memunculkan antropologi terapan.
Antropologi Terapan adalah antropologi yang langsung diaplikasikan karena
dibutuhkan untuk keperluan tertentu. Gejala pembangunan masyarakat sejak Perang
Dunia II membutuhkan bantuan berbagai disiplin ilmu termasuk antropologi di
dalamnya. Dalam antropologi, antropologi pembangunan merupakan salah satu
bidang ilmu yang tergolong ke dalam antropologi terapan. Sebagai ilmu terapan
maka penggunaan metode-metode, konsep-konsep, dan teori-teori antropologi,
misalnya, diterapkan untuk lebih memahami masalah-masalah pedesaan, masalah
pendidikan, adopsi teknologi oleh para petani, masalah kehidupan para buruh
pabrik, dsb. Hasilnya adalah berupa data-data yang dapat digunakan sebagai
masukan dalam pembuatan kebijakan pemerintah.
Ihromi, T.O. 2006.
Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia halaman
2
http://photo.goodreads.com/books/1290006695l/9719459.DAFTAR
PUSTAKA
Ihromi,
T.O. 2006. Pokok-Pokok Antropologi
Budaya. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Kartika S. Hardjanti, S.Pd., Materi Ajaran Antropologi pada Suspan Sesko
Angkatan tahun 2007.
Koentjaraningrat. 1979. Pengantar Ilmu
Antropologi. Jakarta : Aksara Baru
pedit
BalasHapus