BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada
Jepang di Indonesia, Jepang mulai menanamkan system penjajahan menggantikan
pemerintahan Hindia Belanda. Penyerahan kekuasaan ini menandakan lemahnya
Hindia Belanda yang tidak lebih dari mencari keuntungan saja didaerah
jajahannya sedangkan pertahanannya sama sekali tidak diperhatikan. Sehingga
hindia Belanda kalah dengan Jepang. Lajunya kemenangan pasukan Jepang seperti
badai yang menyapu tempat-tempat pertahanan Hindia Belanda. Namun kemenangan
Jepang itu tidak secara fisik saja karena keunggulan militer dan tekhnologinya,
tetapi dibalik itu sebenarnya terdapat dorongan bangsa Indonesia sendiri yang
bosan terhadap penjajahan belanda, apalagi jepang menggunakan propaganda yang
mampu menembus kebencian terhadap kolonialisme pada umumnya.
Pidato penguasa jepang mengena dihati bangsa
Indonesia dan jepang merasa bakal menjawab untuk membebaskan bangsa Indonesia
dari penjajahan Hindia Belanda dan ikut dimasukkan dalam kesemakmuran bersama
Asia Timur Raya di bawah Pimpinan Jepang sehingga dengan cepatnya bangsa
Indonesia menerima Jepang dalam memimpin pemerintahan yang sebenarnya ingin
menjajah Indonesia.
Dengan kepemimpinan bangsa jepang di Indonesia,
pergerakan nasional mulai terjadi untuk membebaskan diri dari penjajahan dan
memerdekakan Indonesia sebagai negara yang berdaulat dan merdeka. Pergerakan
tersebut sangat diawasi oleh pemerintahan jepang. Maka dari itu, makalah ini
akan menjelaskan tentang pergerakan nasional masa pendudukan jepang.
B.
Rumusan masalah
1. bagaimana
pergerakan nasional pada masa pendudukan jepang
2. apa yang bisa diambil dari pergerakan nasional
pada masa jepang terhadap nasionalisme pada era sekarang
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pergerakan nasionalis pada masa jepang
Beberapa hari setelah jepang mendarat di Jawa,
pemerintah fasis itu segera mengeluarkan peraturan perundang-undangan yang
membatasi setiap gerakan nasionalis yang mencoba menentang kekuasaannya. Tujuan
utama undang-undang itu tidak lain adalah untuk memecah kekuatan kaum nasionalis
agar tidak terbentuk kekuatan tunggal yang mampu menentang pemerintahan jepang.
Memang rupanya sangat ideal jika kekuatan para nasionalis itu dilumpuhkan,
tetapi seperti yang sudah disebut, bahwa kekuatan nasionalis bergerak secara
illegal, sedangkan untuk sementara kekuatan nasionalis yang utama belum
mendapat iklim yang baik untuk bergerak secara bebas. Baru setelah pemerintah
jepang memberikan kesempatan para nasionalis diajak bekerjasama maka mereka
menggunakan kesempatan itu sebaik-baiknya guna menggalang kesatuan dan semangat
nasionalis.
Setelah ditunjukannya beberapa kasus untuk memecah
kekuatan nasional yang dilakukan oleh pemerintah jepang maka secara
revolusioner pula tumbuh kekuatan dan persatuan golongan nasionalis. Menjelang
datangnya jepang para nasionalis masih ada dalam pembuangan yang terpencar
letaknya diseluruh Indonesia. Dr. Cipto Mangunkusumo diperbolehkan kembali ke
Jawa karena kesehatannya terganggu, sedang Soekarno dipindah dari End eke
Bengkulu. Selama itu Soekarno mengkritik kekuatan fasisme Jepang yang mulai
masuk ke Indonesia yang ditandai dengan masuknya barang Jepang ke Indonesia.
Selanjutnya ia mengatakan bahwa sesungguhnya barang impor itu bukan rakhmat
yang sesungguhnya, tetapi merupakan rakhmatnya stelsel belorong yang dalam
batinnya berisi racun bagi orang kebanyakan (soekarno, 1964: 243).
Pada pertengahan tahun 1942 Soekarno dibebaskan dari
penjara dan sudah barang tentu pemerintah jepang akan menggunakan kepopuleran
dan kepemimpinan Soekarno untuk tujuan propaganda yaitu agar seluruh bangsa
Indonesia dengan mudah dikerahkan untuk membantu perang yang sedang dihadapi
Jepang. Rupanya pemerintah jepang tidak sadar bahwa dengan dikeluarkannya
soekarno dari penjara berarti terbentuklah ikatan dan kontak-kontak baru sesama
nasionalis. Peranan baru yang diberikan kepada soekarno mempermudah penyebaran
nasionalisme kepda bangsa Indonesia, walaupun mula-mula ia mengemban misi pemerintah jepang agar membantu memenangkan
perang. Di pihak lain kerjasama nasionalis legal dan illegal makin nyata. Hal
ini dapat ditunjukan dengan diselamatannya Amir Syarifuddin dari hukuman mati.
Kontak antara kelompok illegal dengan rakyat tidak pernah menghadapi kesulitan.
Dengan demikian tiga kekuatan sudah terjalin dan merupakan ikatan yang kuat
dalam menghadapi fasisme jepang.
Ketika pertemuan di Bukit Tinggi , Ir Soekarno
dengan Jepang isinya Jepang tidak menghalangi dalam membina Indonesia Merdeka.
Hal ini Ir Soekarno dan Moh. Hatta mengambil keputusan untuk menjadikan perselisihan
pahamnya Partindo dan PNI Baru untuk diakhir dan bersatu memimpin rakyat
Indonesia dimasa sulit itu , persatuan keduanya dikenal dengan nama Dwi
Tunggal. Soekarno-Hatta. Kerjasama Ir Soekarno dengan Jepang dimulai dalam
Komisi yang menyelidiki adat istiadat dan tata negara yang dibentuk oleh Gunsei
pada tanggal 8 Nopember 1942. Komisi itu beranggotakan 13 orang antara lain :
Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Sutarjo Kartohadikusumo, Abikusno Cokrosuyoso, KH Mas
Mansyur, Ki Hajar Dewantoro, Prof. Husein Joyodiningrat, Dr. RNg.Purbocaroko,
Mr. Supomo. Dari anggota tersebut dikenal sebagai empat serangkai yaitu Ir.
Soekarno, Moh. Hatta, KH.Mas Mansyur dan Ki Hajar Dewantoro. Empat serangkai
diberi kepercayaan untuk memimpin gerakan Pusat Tenaga Rakyat (Putera) yang
dibentuk 9 Maret 1943 , atas usul Ir. Sorkarno. Tujuan Putera ialah
mempersatukan rakyat Jawa untuk menghadapi serangan Sekutu yang semakin dekat
dengan Indonesia (Jawa). Tugas Putera menggerakan tenaga dan kekuatan rakyat
untuk memberi bantuan kepada usaha-usaha untuk mencapai kemenangan akhir dalam
perang Asia Timur Raya. Dengan demikian Jepang dapat menggunakan para pemimpin
Indonesia untuk menanamkan kekuasaannya. Sebaliknya para pemimpin tidak mau
begitu saja diperalat Jepang , mereka menggunakan sarana Jepang guna tetap
berjuang mendapatkan kemerdekaan Indonesia. Karena pada masa itu , masa sulit
dalam pergerakan nasional Indonesia. Karena bangsa Indonesia dalam kondisi yang
sangat lemah jalan yang terbaik yang ditempuh dengan kerjasama dengan Jepang,
dari kerjasama ini hanyalah sebuah alat untuk mempercepat proses kemerdekaan
Indonesia yang telah lama mereka perjuangkan. Lembaga yang diciptakan Jepang
seperti Java Hookokai (kebangkitan rakyat Jawa), Putera, Peta, Fujinkai
(perkumpulan kaum wanita), Keibodan (barisan pemuda membantu polisi, kebakaran,
dan serangan udara pembantu), Seinendan (korp pemuda semi militer), Heiho
(pasukan pembantu ) dan sebagainya justru dimanfaatkan para pejuang ini untuk
memupuk semangat kebangsaan guna memudahkan jalan untuk mencapai kemerdekaan.
Sebagai bagian dari politik Jepang , memanfaatkan
sumber daya manusia dengan mobilisasi massa pemuda dan rakyat secara
besar-besaran dalam program-program latihan semi militer. Tujuannya sebagai
tenaga cadangan bagi kepentingan militer Jepang. Mobilisasi masa rakyat terbagi
dalam Seinendan, Keibodan, Fujinkai dan Peta (Pembela tanah Air) yang telah
mendorong rakyat memiliki keberanian, sikap mental untuk menentang penjajah,
pemahaman terhadap kemerdekaan maupun sikap mental yang mengarah pada
terbentuknya nasionalisme.
Sedangkan kelompok pejuang lain yang menolak
bekerjasama dengan Jepang dan anti fasisme membentuk jaringan bawah tanah dan
terus berjuang , antara lain :
Ø Kelompok
Syahrir , memiliki pengikut kaum pelajar diberbagai kota seperti Jakarta,
bandung, Surabaya, Cirebon dan sebagainya .
Ø Kelompok
Amir Syarifudin , ia sangat keras dalam mengeritik Jepang, tahun 1943 ditangkap
dan dijatuhi hukuman mati tahun 1944 , atas bantuan Soekarno hukumannya diubah
dari hukuman mati menjadi seumur hidup , setelah Jepang menyerah kepada Sekutu
tahun 1945 , ia bebas dari hukuman.
Ø Golongan
Persatuan mahasiswa , sebagaian besar dari kedokteran di Jakarta antara lain :
J. Kunto, Supeno, Subandrio
Ø Kelompok
Sukarni , kelompok ini sangat berperan besar disekitar proklamasi kemerdekaan ,
antara lain : Sukarni, Adam Malik, Chaerul Saleh, Maruto Nitimiharjo, Pandu
Wiguna dan sebagainya.
Ø Golongan
Kaigun , anggotanya bekerja pada angkatan laut Jepang akan tetapi terus
menggalang dan membina kemerdekaan dengan tokoh yang simpati terhadap
kemerdekaan Indonesia, antara lain : Mr.Akhmad Subarjo, Mr. Maramis, Dr.
Sanusi, Dr Buntaran Martoatmodjo dan sebagainya
Ø Pemuda
Menteng , bermarkas di Menteng 31 Jakarta , kebanyakan pengikut dari Tan Malaka
dari Partai Murba antara lain : Adam malik , Chairul Saleh dan Wikana
Kelompok
sastrawan nasionalis juga membawakan misi sastranya dalam menciptakan
nasionalisme di Tanah air. Karyanya antara lain “api” dan “citra” oleh Usmar
ismail, “taufan di atas Asia”, “intelek istimewa”, dan “dewi rini” oleh L Hakim
(Dr. Abu Hanifah) yang mempunyai pesan suci bagii bangsa Indonesia.
B. Pengaruh terhadap nasionalisme
era kini
Pergerakan nasional di era kini
memang tidak segencar pada masa pendudukan Jepang, akan tetapi masih ada di
kalangan masyarakat Indonesia. Pergerakan nasional kini lebih berperan sebagai
alat atau media untuk memajukan bangsa Indonesia dan bisa bersaing dengan
bangsa lain. Bentuk- bentuk pergerkan nasional ini terdapat di setiap
organisasi yang mengabdikan dirinya bagi tanah air. Contohnya dari pergerakan
nasional ini terdapat di berbagai organisasi yaitu organisasi mahasiswa, organisasi pegawai
negeri, perkumpulan- perkumpulan masyarakat, lembaga sosial dan sebagainya.
Pengaruh- pengaruh terhadap nasionalisme
era kini sangat penting mengingat keadaan Indonesia yang penuh dengan masalah
disintegritas, kemiskinan, korupsi dan lain- lain. Dengan semakin kuatnya
nasionalisme di dalam masyarakat Indonesia, maka Indonesia bisa mewujudkan
cita- cita bangsa Indonesia dan menciptakan masyarakat madani.
Pengaruh
pergerakan nasional terhadap nasionalisme Indonesia masa kini antara lain:
Ø Menciptakan
ketertiban dan keamanan nasional, contoh kasusnya yaitu perang antar suku di
berbagai daerah di Indonesia, hal ini terjadi karea tidak adanya kesadaran akan
nasionalisme Indonesia.
Ø Memajukan seluruh bidang kehidupan bangsa Indonesia,
baik di bidang sosial, politik, ekonomi, budaya dan pendidikan. Salah satu
contohnya di bidang pendidikan yaitu pendidikan di Indonesia belum merata di
seluruh lapisan masyarakat, dan banyaknya anak- anak putus sekolah.
BAB
III
KESIMPULAN
Ketika jaman pendudukan Jepang, organisasi
pergerakan nasional di Indonesia mendapat pembatasan agar mereka tidak mampu
melepaskan diri dari jepang. Baru setelah pemerintah jepang memberikan
kesempatan para nasionalis diajak bekerjasama maka mereka menggunakan
kesempatan itu sebaik-baiknya guna menggalang kesatuan dan semangat nasionalis.
Pada pertengahan tahun 1942 Soekarno dibebaskan dari penjara dan sudah barang
tentu pemerintah jepang akan menggunakan kepopuleran dan kepemimpinan Soekarno
untuk tujuan propaganda yaitu agar seluruh bangsa Indonesia dengan mudah
dikerahkan untuk membantu perang yang sedang dihadapi Jepang. Empat serangkai
diberi kepercayaan untuk memimpin gerakan Pusat Tenaga Rakyat (Putera) yang
dibentuk 9 Maret 1943 , atas usul Ir. Sorkarno. Tujuan Putera ialah
mempersatukan rakyat Jawa untuk menghadapi serangan Sekutu yang semakin dekat
dengan Indonesia (Jawa). Tugas Putera menggerakan tenaga dan kekuatan rakyat
untuk memberi bantuan kepada usaha-usaha untuk mencapai kemenangan akhir dalam
perang Asia Timur Raya. Kelompok sastrawan nasionalis juga membawakan misi
sastranya dalam menciptakan nasionalisme di Tanah air. Karyanya antara lain
“api” dan “citra” oleh Usmar ismail, “taufan di atas Asia”, “intelek istimewa”,
dan “dewi rini” oleh L Hakim (Dr. Abu Hanifah) yang mempunyai pesan suci bagii
bangsa Indonesia.
Daftar Pustaka
Suhartono. 2001. Sejarah Pergerakan Nasional. Pustaka
Pelajar: Yogyakarta
Djoened. Marwati. Sejarah Nasional
Indonesia VI. Balai pustaka
Ketika jaman pendudukan Jepang, organisasi pergerakan nasional di Indonesia mendapat pembatasan agar mereka tidak mampu melepaskan diri dari jepang. Baru setelah pemerintah jepang memberikan kesempatan para nasionalis diajak bekerjasama maka mereka menggunakan kesempatan itu sebaikbaiknya guna menggalang kesatuan dan semangat nasionalis. Pada pertengahan tahun 1942
BalasHapusSoekarno dibebaskan dari penjara dan sudah barang tentu pemerintah jepang akan menggunakan kepopuleran dan kepemimpinan Soekarno untuk tujuan propaganda yaitu agar seluruh bangsa Indonesia dengan mudah dikerahkan untuk membantu perang yang sedang dihadapi Jepang